Puisi: Mengapa harus Diam (Karya Herman RN)

Puisi: Mengapa harus Diam Karya: Herman RN
Mengapa harus Diam


Deru angin telah mengabarkan sebuah rahasia
Membisik baca oleh indra.
Mengapa masih pejam mata
padahal hati masih punya.

Mengapa harus menyumbat telinga
padahal insting masih terjaga.

Tegaklah, nyalakan mata api pada sepercik kegelapan.

Geraklah, tak cukup hanya mendengar.

Mengapa harus diam
Tatkala pecah gemuruh Tuhan.


Aceh, Maret 2006

Puisi: Mengapa harus Diam
Puisi: Mengapa harus Diam
Karya: Herman RN
© Sepenuhnya. All rights reserved.