Puisi: Menikmati Kopi Lampung (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Menikmati Kopi Lampung" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan pengalaman yang mendalam dan emosional bagi pembaca. Melalui refleksi atas ...
Menikmati Kopi Lampung

segelas kopi mengepul pagi ini
menari dalam gumul kabut
di pucuk gedung-gedung
di suatu sudut kota tua
tanpa kau. tiada senyum juga
celotehmu; sebelum laut 
melompati dam 
memaksaku berenang

kuhirup berkali-kali kopi 
yang kubawa dari kebun tamong

seperti juga pernah diangkut
para pedagang eropa
beratus tahun silam
ditumpuk bersama rempah-rempah

kuhirup tapi bukan lagi
sebagai anak duli 
yang meringis di bawah kaki.

7/11/2015


Catatan:
Tamong (bahasa Lampung), berarti paman.

Analisis Puisi:

Puisi "Menikmati Kopi Lampung" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan pengalaman personal yang dalam terkait dengan minuman kopi Lampung. Dengan penggunaan bahasa yang padat dan imaji yang kaya, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kenangan, kehilangan, dan perubahan.

Pengalaman Pribadi: Puisi ini dimulai dengan gambaran segelas kopi yang mengepul di pagi hari, menciptakan suasana yang tenang dan memikat. Pengalaman minum kopi menjadi pusat dari refleksi poetik ini, memperkenalkan pembaca pada momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Suasana Kota Tua: Puisi ini menciptakan gambaran kota tua yang dikelilingi oleh kabut, dengan gedung-gedung yang menjulang di kejauhan. Suasana ini menambahkan elemen nostalgia dan kesendirian, memperkuat rasa kehilangan dan kepergian seseorang yang penting dalam kehidupan penyair.

Kehadiran yang Hilang: Penyair merenungkan kehilangan sosok yang dicintai, yang tidak lagi bersamanya saat menikmati kopi. Ketidakhadiran itu tercermin dalam kata-kata "tanpa kau. tiada senyum juga celotehmu", yang menunjukkan kerinduan dan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari.

Kopi Sebagai Simbol Sejarah dan Budaya: Puisi ini menghubungkan minuman kopi dengan sejarah perdagangan rempah-rempah dan keberangkatan pedagang Eropa berabad-abad yang lalu. Kopi menjadi simbol pengalaman sejarah yang kaya dan perdagangan global yang membentuk identitas daerah.

Perubahan dan Pertumbuhan Pribadi: Penutup puisi menggambarkan perubahan dalam hubungan penyair dengan kopi. Sekarang, minuman itu tidak lagi diminum dengan rasa takut atau ketergantungan, melainkan dengan keberanian dan kekuatan pribadi. Ini mencerminkan pertumbuhan dan perubahan dalam diri penyair seiring waktu.

Dengan menggunakan gambaran visual dan penggunaan bahasa yang kuat, puisi "Menikmati Kopi Lampung" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan pengalaman yang mendalam dan emosional bagi pembaca. Melalui refleksi atas kenangan, kehilangan, dan pertumbuhan pribadi, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan makna kehidupan yang terkandung dalam momen-momen sederhana.

Puisi
Puisi: Menikmati Kopi Lampung
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.