Mentawai
(1)
masih kukenang ombakmu yang tenang
pantai yang menawan: aku pernah mandi
dan mengingat hari-hari bersamamu
dan kini tinggal puing: gelombangmu
hingga melabrak perkampungan
dan menelan ratusan orang
ah, tangan siapa
hingga membuatmu berang?
(2)
seperti dalam kisah nabi
gelombangmu meninggi
sebelum kurampungkan perahu
untuk membawa anak-anakku
menuju bandar-bandar lain….
(3)
“aku bukan majnun,” bantahmu
ketika orang-orang menuding
sambil menyilangkan jari di kening
tapi kau selesaikan juga perahu itu
meski banjir lalu datang tiba-tiba
(4)
jika aku ikan, segera aku berenang
begitu gelombang besar itu datang
(5)
mana bandar, mana pula daratan?
kau pun hilang di dalam gelombang
padahal waktu masih berdentang!
mana bandar, mana pula rumah?
2010
Puisi: Mentawai
Karya: Isbedy Stiawan ZS