Puisi: Percakapan dengan Nuh (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi: Percakapan dengan Nuh Karya: Isbedy Stiawan ZS
Percakapan dengan Nuh


"aku terlambat," kata waktu pada air yang mengaliri kanal
bagai ular meliuk dari satu tikungan ke lain sudut
namun tak muara di laut, sebab lahirnya dari
awan. lalu waktu memburu di belakang, ingin
menimpukku dengan bandul yang selalu
menggerakkan detik menuju menit dan jam

"begitulah kuciptakan waktu agar kau mencinta 
dan membenci. supaya tahu asal maupun 
selesai: - lahir lalu kematian - demi 
semesta," lanjut arloji

pada kanal yang terbentang atau meliuk di tengah kota,
waktu selalu arif. "kalau tak, kujadikan kota
ini seperti masa Nuh," ujarnya

dan tak ingin kubayangkan saat aku di sini,
Nuh berteriak: "naiklah ke perahuku, atau
kau tenggelam dalam kota ini!"


14 November 2015

Puisi: Percakapan dengan Nuh
Puisi: Percakapan dengan Nuh
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.