Satu Kecupan Tersisa
satu kecupan tersisa di pantai sebelum ombak
lalu menelan; kutandai sebagai kenangan terakhir
kuabadikan ke dalam gulungan ombak. seperti
menulis risalah yang kelak dilupakan. tertimbun
oleh jejak-jejak, sebuah lintasan waktu
jejak-jejak itu yang tertanda kini,
di sepanjang pantai. di ujung lidah ombak, mendesis
bagai ular yang pulang dalam mimpiku semalam
sangat seram
apakah begini perjalanan? cinta akan tumpas
oleh hentakan gelombang. terkubur oleh debur ombak
lalu dilupakan
walau kecupan indah?
Anyer, 24/04/2011: Jam 10.43
Puisi: Satu Kecupan Tersisa
Karya: Isbedy Stiawan ZS