Puisi: Surat-Surat Cinta (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Surat-Surat Cinta" karya Isbedy Stiawan ZS mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya cinta, pengampunan, dan perdamaian dalam mengatasi ...
Surat-Surat Cinta

jangan tikam aku jika lukanya tak sampai di tubuhmu. sudah
berabad-
abad kutahan perihku pada waktu yang tak pernah lagi beri
canda. lantaran cinta aku selalu tersenyum setiap punggungku
kau tujah. dan darahnya akan selalu kukenang sebagai
persahabatan kita.

inilah isbedy yang tak pernah menulis surat-surat dendam.
karena
cinta-Nya, apa yang bernama luka hanyalah peristiwa. lalu
pada setiap lembar buku yang tertulis
hanyalah cinta. hanyalah cinta!

jangan tikam aku jika darahnya tak sampai ke anyirmu. sudah
sering
kudendangkan perdamaian hingga kau pulas dengan senyum
demi
senyum; inilah yang kusuratkan setiap waktu. meski aku tak
mengerti
pembantaian masih saja berlangsung. di setiap nurani…

inilah isbedy! tak pernah sangar meski wajah telah berdarah
sebab senyum lelaki pertama yang terbunuh itu telah sempurna
mengecat sudut-sudut nurani. ya inilah isbedy
yang tak henti mengirim surat-surat cinta padamu...

Juli, 1996

Analisis Puisi:

Puisi "Surat-Surat Cinta" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya yang menyentuh tentang tema cinta, pengampunan, dan perdamaian.

Simbolisme Surat-Surat Cinta: Surat-surat cinta dalam puisi ini melambangkan komunikasi yang penuh dengan pengampunan dan kebaikan hati. Meskipun terdapat luka dan penderitaan, penulis menekankan pentingnya cinta dan perdamaian sebagai landasan utama komunikasi.

Pengampunan dan Kebajikan: Penyair menyoroti tema pengampunan dan kebajikan melalui penggunaan metafora tentang tidak menularkan dendam meskipun telah disakiti. Hal ini menggambarkan sikap bijaksana dalam menghadapi konflik, di mana cinta dan kebaikan hati menjadi pangkal perdamaian.

Kekuatan Cinta: Meskipun terjadi pertikaian dan penderitaan, puisi ini menggarisbawahi kekuatan cinta untuk menyembuhkan dan memperbaiki. Cinta dianggap sebagai pendorong utama untuk memaafkan dan memulihkan hubungan yang retak.

Pemuliaan Kemanusiaan: Puisi ini juga menggambarkan pemuliaan kemanusiaan melalui senyum dan perdamaian. Meskipun kekerasan dan pembantaian masih terjadi, senyum dan perdamaian menjadi simbol keberanian dan kebaikan hati yang terus dipegang teguh.

Identitas Penyair: Penyair menunjukkan sikap penuh kearifan dan kebijaksanaan melalui kata-kata yang dipilih dengan cermat. Identitas Isbedy sebagai seorang yang menuliskan surat-surat cinta, bukan surat dendam, menunjukkan karakter yang penuh kasih dan perdamaian.

Melalui puisi "Surat-Surat Cinta," Isbedy Stiawan ZS mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya cinta, pengampunan, dan perdamaian dalam mengatasi konflik dan penderitaan. Puisi ini memberikan pesan tentang kekuatan cinta untuk menyembuhkan luka dan mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Puisi
Puisi: Surat-Surat Cinta
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.