Puisi: Tanjungpinang (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Tanjungpinang" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya sastra yang menyentuh dan menggambarkan keindahan serta kecintaan penyair ...
Tanjungpinang (1)


jangan beri sekepal pasir
jika tak harap pulau ini lenyap
meski melayu tak kikir
namun apa kumau hilang pijak?

inilah pulau yang sisa
bagi anak-anak-cucu
agar tak lari ke lain pulau
atau mengelana tanpa negeri

anak melayu tahu diri
segala alam sudah diberi
jangan pulau pun dicuri
hingga tiada makam kalau mati

pulau penyengat
menyimpan kemilau
singapura meracau
malaya mendesau
hendak sampai memeluk
untuk teman tidur

tanjungpinang
jangan sampai hilang bintang
tak mampu halau topan
merobek kota

anak melayu
tak habis-habis
diterjang risau!

ke jakarta mata berkabut
ke singapura pandang menunduk
ke malaysia tangan tak mampu mengepal

2007-2009

Tanjungpinang (2)


aku tak seperti pendatang
manusia yang sekadar tualang
saat kau menyentuh pinggangku
duduk di kursi belakang

laut boleh memisah
pulau tetap menyatukan
- sejajar demi sejajar -
hingga tak pernah sasar

sejauh-jauh terbang
seekor bangau
sampai juga di kubangan
sejauh-jauh melangkah
bertemu juga di tanah
- bumi yang membuat
kita bisa bersapa -

dan mungkin pula berdoa
bagi kesuburan
pantai bermekaran
hidup bagi keluarga nelayan

dan saling membahu
bagi kemajuan leluhur
“inilah bintan *)
segala kata bisa jadi intan
sebagaimana raja gurindam **)
tak pernah dilupakan,” bisikmu,
lalu mengendap dan kembali
dengan konde dan kebaya

Melayu….

sunting segala kata
dari lubuk hatiku
jadi gurindam:
ibu dari puisi

2009-2010

Catatan:
*) Bintan Arts Festival yang digelar tiap tahun di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
**) maksudnya Raja Ali Haji.


Tanjungpinang (3)


menuju kota kelahiran yang
menyimpan masa silam
dan menanam kenangan
di hari mendatang

sedang tanjungpinang, aduhai, sulit dilupakan
pada ombak tanjungkatung
dara berkebaya kuning
pulau penyengat mula gurindam
dan akau segala dara pendatang
menantang
tapi, adakah yang berdiam
dalam jelmaan kata-kata?


Tanjungpinang-Bandarlampung 28 Oktober-1 November 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Tanjungpinang" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya sastra yang menyentuh dan menggambarkan keindahan serta kecintaan penyair terhadap kota Tanjungpinang, kota kelahirannya. Puisi ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing mengungkapkan pesan yang berbeda, tetapi secara keseluruhan membentuk potret yang kuat tentang Tanjungpinang dan perasaan penyair terhadap kampung halamannya.

Tanjungpinang (1): Bagian pertama puisi menyuarakan kekhawatiran penyair akan kemungkinan lenyapnya pulau Tanjungpinang. Penyair mengingatkan agar pulau ini tidak dibiarkan tenggelam seperti sekepal pasir yang tak berharga. Dalam bait ini juga terdapat nuansa nasionalisme Melayu, bahwa anak Melayu harus tetap menghargai dan memelihara pulau Tanjungpinang, tempat nenek moyang mereka bermukim.

Tanjungpinang (2): Bagian kedua puisi menggambarkan penyair sebagai penduduk asli Tanjungpinang yang memiliki rasa cinta dan kesetiaan terhadap tanah kelahirannya. Puisi ini menyiratkan bahwa meskipun lautan memisahkan, pulau tetap menyatukan dan menyimpan kenangan masa lalu dan harapan di masa mendatang. Ada kebanggaan pada identitas Melayu dan sejarah kota ini yang menyatu dengan kisah-kisah kehidupan penyair.

Tanjungpinang (3): Bagian ketiga puisi lebih menyentuh sisi emosional dan pribadi penyair. Puisi ini menyoroti adanya pertentangan dan perbedaan di dalam diri penyair tentang kesetiaannya pada Tanjungpinang dan hasrat untuk mengeksplorasi dunia luar. Meskipun demikian, penyair menyadari bahwa kenangan dan cinta terhadap Tanjungpinang sulit untuk dilupakan. Puisi ini juga mengungkapkan rasa kebingungan dan pertanyaan tentang peran kata-kata dalam menyampaikan perasaan dan identitas.

Puisi "Tanjungpinang" karya Isbedy Stiawan ZS mencerminkan cinta dan kesetiaan penyair terhadap kota kelahirannya, Tanjungpinang. Melalui perasaan yang mendalam dan bahasa puitisnya, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai dan memelihara akar budaya dan sejarah Melayu, serta mengenang tanah air sebagai sumber inspirasi dan identitas. Puisi ini menjadi perwakilan indah dari perasaan seorang anak Melayu terhadap kampung halamannya dan menjadi perenungan tentang bagaimana kata-kata memiliki kekuatan untuk menyampaikan rasa dan identitas.

Puisi: Tanjungpinang
Puisi: Tanjungpinang
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.