Puisi: Ubud Waktu Gerimis (Karya Arafat Nur)

Puisi "Ubud Waktu Gerimis" karya Arafat Nur menggambarkan perasaan kesepian dan kerapuhan hati setelah seseorang pergi, serta bagaimana kenangan ....
Ubud Waktu Gerimis


Ternyata bukanlah mimpi indah yang kita singgahi
Tiba-tiba kesepian menyergapku begitu kau pergi

Ini jalan mengarah ke luka
Kita melangkah tanpa perlu melambaikan tangan
sebab pada akhirnya akan usai

Biarlah cerita tinggal di sini
tak ada yang perlu dikenang

Oh, kenapa
Kenapa hati ini selalu saja rapuh
tak mampu membunuh bayanganmu?

Di Ubud gerimis kembali turun
Aku memasuki musim yang salah
Di musim ini pula gerimis telah turun dalam diriku
dalam hatiku

Kau yang pernah singgah di sini
di suatu tikungan mimpi yang sepi
tentu tak pernah tahu betapa aku terpuruk sendiri.


Ubud Bali, 8 Oktober 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Ubud Waktu Gerimis" karya Arafat Nur adalah karya yang penuh dengan kesan emosional dan merenung. Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan kerapuhan hati setelah seseorang pergi, serta bagaimana kenangan terus menghantui dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Struktur dan Gaya Bahasa

  1. Makna Simbolis Gerimis: Gerimis dalam puisi ini digunakan secara simbolis, menciptakan atmosfer melankolis dan menyiratkan perubahan emosional. Gerimis menjadi pelengkap suasana hati yang turun seiring perasaan sang penyair.
  2. Penggunaan Kata-Kata Sederhana: Puisi ini menggunakan kata-kata sederhana namun padat, memperkuat ekspresi emosi dan mendalamkan makna setiap baris. Penggunaan kata-kata yang lugas memberikan kesan kejujuran dan ketulusan dalam ungkapan perasaan.
  3. Pengulangan Tema Kesepian: Tema kesepian dan kepergian seseorang menjadi inti dari puisi ini. Pengulangan tema ini menciptakan kesan bahwa perasaan kesepian tetap hadir dan terus memengaruhi kehidupan penyair, bahkan setelah sang kekasih pergi.

Tema

  1. Kesepian dan Kehilangan: Tema utama puisi ini adalah kesepian dan kehilangan yang dirasakan setelah kepergian seseorang. Penyair menggambarkan kesepian yang menyergap dan merenungkan bagaimana kehidupan berubah setelah kepergian tersebut.
  2. Bayangan dan Kenangan yang Tak Terlupakan: Puisi ini menyentuh tema tentang sulitnya melupakan seseorang. Meskipun pergi, bayangan dan kenangan masih terus membayangi, membuktikan betapa sulitnya menghilangkan jejak seseorang dari hati dan pikiran.
  3. Kerapuhan Hati dan Kesulitan Melupakan: Kerapuhan hati dan kesulitan untuk melupakan menjadi tema yang cukup mencolok. Hati sang penyair diibaratkan sebagai rapuh, sulit untuk menghilangkan bayangan dan kenangan yang terus hadir.

Makna

  1. Kekuatan Kenangan: Puisi ini menggambarkan kekuatan kenangan dan jejak seseorang dalam kehidupan. Meskipun kepergian telah terjadi, kenangan tetap kuat dan memengaruhi perasaan sang penyair, membuktikan bahwa kenangan bisa bertahan meskipun waktu berlalu.
  2. Konflik Antara Kenangan dan Kenyataan: Ada konflik yang terjadi antara kenangan dan kenyataan. Meskipun penyair berusaha untuk melupakan, hati dan pikirannya terus melayang ke masa-masa bersama sang kekasih, menciptakan konflik internal yang mendalam.
  3. Ubud Sebagai Metafora Perjalanan Hidup: Ubud, dalam konteks puisi ini, menjadi tempat yang mencerminkan perjalanan hidup penyair. Gerimis yang turun di Ubud menciptakan metafora tentang musim kehidupan yang sulit, di mana penyair mengalami kesulitan dan kesepian.
Puisi "Ubud Waktu Gerimis" adalah karya yang memukau dengan ungkapan perasaan kesepian dan kerapuhan hati. Dengan menggunakan imaji yang kuat dan kata-kata sederhana, puisi ini berhasil menggambarkan kekuatan kenangan, konflik batin, dan perjuangan sang penyair dalam menghadapi perubahan dan kehilangan.

Arafat Nur
Puisi: Ubud Waktu Gerimis
Karya: Arafat Nur

Biodata Arafat Nur:
  • Arafat Nur lahir pada tanggal 22 Desember 1974 di Lubuk Pakam, Sumatera Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.