Puisi: Warna Kuning dan Putih (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Warna Kuning dan Putih" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan perenungan tentang kehidupan, kematian, dan makna yang lebih dalam di ....
Warna Kuning dan Putih
(: hasanudin dan marhalim)


apa yang akan kuceritakan lagi padamu
ketika dongeng sudah habis
mungkin hanya sisa dengung
atau puing sehabis taifun
di malam pesta yang riuh

sesiang tadi kuseberangi selat
singgah sekejab di penyengat
memandangi makam-makam
seperti menggali rahasia pualam

hanya matahari dengan teriknya
bau lumpur dari tepi pantai meruap
datang dan pergi dibawa angin

dari ketinggian makam para raja
kau sadarkan aku pada warna-warna
“bahkan pada kematian
kaudapati perbedaan,” lenguhku

lalu warna kuning dan putih
seperti mengajakku masuk
ke ruang makam-makam.


Analisis Puisi:
Puisi "Warna Kuning dan Putih" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan perenungan tentang kehidupan, kematian, dan makna yang lebih dalam di baliknya. Puisi ini melalui gambaran dan simbolisme warna mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan hidup, perbedaan, dan hubungan manusia dengan alam.

Gambaran dan Simbolisme Warna: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan "apa yang akan kuceritakan lagi padamu / ketika dongeng sudah habis." Pertanyaan ini mengarahkan pembaca pada perenungan tentang apa yang akan tersisa setelah cerita hidup selesai. Warna kuning dan putih kemudian muncul sebagai simbolisme penting dalam puisi ini.

Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menciptakan perbandingan antara cerita hidup ("dongeng") dan akhir hayat ("kematian"). Ketika dongeng telah habis, hanya tersisa "sisa dengung" atau "puing sehabis taifun." Ini menggambarkan bahwa setelah semua peristiwa hidup berakhir, yang tersisa mungkin hanya jejak-jejak peristiwa tersebut.

Penyengat dan Makam-Makam: Penyengat dan makam-makam di Pulau Penyengat digambarkan sebagai tempat yang penuh rahasia dan misteri. Pergi ke tempat tersebut adalah seperti "menggali rahasia pualam." Hal ini menciptakan suasana misterius dan penuh dengan pengertian mendalam.

Perbedaan dan Kematian: Melalui kalimat "“bahkan pada kematian / kaudapati perbedaan,” lenguhku," puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perbedaan yang mungkin ditemui dalam kematian. Kematian dapat membuka pemahaman baru atau mengungkapkan perbedaan-perbedaan yang sebelumnya tidak terlihat.

Warna Kuning dan Putih: Warna kuning dan putih menjadi pusat perenungan dalam puisi ini. Warna-warna ini menjadi simbolik dari makam-makam para raja dan mengajak pelukis untuk masuk ke dalam makam-makam tersebut. Warna-warna ini mungkin mewakili perbedaan-perbedaan yang terungkap setelah kematian atau mungkin juga mewakili makna simbolis yang lebih dalam.

Puisi "Warna Kuning dan Putih" oleh Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya sastra yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kematian, dan makna yang lebih dalam di baliknya. Melalui gambaran warna, simbolisme, dan suasana misterius, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan tentang perjalanan hidup dan perbedaan yang mungkin terungkap dalam kematian.

Puisi: Warna Kuning dan Putih
Puisi: Warna Kuning dan Putih
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.