Puisi: Berlari di Batas Sepi Kesabaran (Karya Frans Nadjira)

Puisi: Berlari di Batas Sepi Kesabaran Karya: Frans Nadjira
Berlari di Batas Sepi Kesabaran

jangan sembunyikan air matamu...


Angin pasir berlari menjelajah tepi kesabaran.
Desir terlambat 
Jalan raya mendesis Biar
Sebab sesuatu dari percakapan itu akan meledak
Di akhir bulan Di akhir kata
Di akhir di awal
Sebuah negeri teramat sabar.

Kita adalah mimpi di malam sejarah panjang.
Mengikuti perjalanan pedang.
Lahir dari sebutir peluru Berjuta ledakan
Bisik pilu matahari
Di liang kubur bayi-bayi.
Siapa pewaris alam semesta ini?

Di batas sepi kesabaran
Debu membuka matanya yang basah.
Sekarang musim anai-anai
Hujan menyusut bersama dingin air.
Peragu
Dengarkan desah gunung
Angin guntur yang marah
Tahun-tahun yang berduka. 
Tangan siapa gerangan yang menguak langit
Menambatkan angannya di pelabuhan kabut?

Tangan-tangan yang tersengat terik matahari
Yang legam karena pembuluh darah pecah
Yang mengeras karena mulut menganga
Dalam dengung dalam pahit dalam kulai.
Kulai yang dikepung cemas
Nyanyian ibu dan anak-anak tak bersuara.

Bagi mereka, kalian seperti keledai pekak
Yang menghilang ke dalam genangan minyak
Mengejar kilau di ufuk subuh
Dituntun oleh gelap 
Sujud depan patung-patung perak.

Tak gentarkah kalian pada kilau pedang?
Demikian yang akan mereka lakukan
Jika hari berakhir Jika malam berakhir
Jika lelap berakhir
Dalam guguran bintang-bintang.



Frans Nadjira
Puisi: Berlari di Batas Sepi Kesabaran
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira:
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.