Puisi: Cerita untuk Ibu (Karya Fitri Yani)

Puisi "Cerita untuk Ibu" karya Fitri Yani adalah sebuah karya sastra yang memadukan gambaran kota dengan nostalgia, memberikan pandangan tentang ....
Cerita untuk Ibu


sekali waktu
aku ingin berjalan di tengah kota
di mana para remajanya kehilangan bahasa

akan kuceritakan kepada ibuku
tentang gedung-gedung yang memakai siger
patung-patung berkebaya
juga warna-warna lampu jalan
yang di kampungku tak pernah ada

barangkali saja ibuku akan terhibur
di tengah kemarau yang melanda dadanya
kemarau yang mengeringkan bait-bait pantun
serta menerbangkan suara-suara sagata

di tengah kota
kenangan terbingkai sebagai isyarat
bagi semua upacara yang sempat dirawat

sementara ibuku
yang terkurung di ujung kampung
menatap matahari terbenam di rumah panggung

September, 2011

Sumber: Lampung Post (16 Oktober 2011)

Catatan:
Siger: mahkota adat Lampung untuk pengantin wanita.
Sagata: Jenis puisi tradisi Lampung yang lazim di kalangan etnik Lampung digunakan dalam acara-acara yang sifatnya bersukaria.

Analisis Puisi:
Puisi "Cerita untuk Ibu" karya Fitri Yani adalah sebuah karya sastra yang memadukan gambaran kota dengan nostalgia, memberikan pandangan tentang perubahan budaya, harapan, dan kerinduan seorang anak kepada ibunya. Melalui imaji dan perumpamaan yang kuat, puisi ini mengungkapkan kompleksitas hubungan antara generasi, budaya, dan ingatan.

Nostalgia dan Perubahan Budaya: Puisi ini membuka dengan perasaan kerinduan akan masa lalu dan kehilangan budaya: "di mana para remajanya kehilangan bahasa." Ini menciptakan gambaran tentang perubahan budaya yang terjadi, di mana generasi muda mungkin kehilangan kontak dengan akar budaya mereka.

Mengenang dan Berbagi: Puisi ini menggambarkan keinginan penyair untuk berbagi pengalaman dan gambaran kota yang baru dengan ibunya. Penyair ingin "menceritakan kepada ibuku" tentang berbagai aspek kota yang belum pernah ada di kampung halamannya. Ini mengilustrasikan upaya untuk membagikan dunia yang baru kepada generasi sebelumnya.

Keberadaan dan Ketidakhadiran: Kontras antara "di tengah kota" dan "di ujung kampung" menggambarkan perbedaan antara dua tempat dan pengalaman yang berbeda. Ibuku yang terkurung di kampung halaman menciptakan perasaan ketidakhadiran dalam pengalaman kota yang dijelaskan oleh penyair.

Hubungan dengan Alam dan Masa Lalu: Ibu yang "menatap matahari terbenam di rumah panggung" menggambarkan hubungannya dengan alam dan kehidupan di kampung halaman. Ini juga mencerminkan bagaimana ibu mempertahankan hubungan dengan kehidupan yang lebih sederhana dan alamiah.

Harapan dan Penghiburan: Penyair berharap bahwa ibunya akan merasa terhibur dengan cerita tentang kota dan pengalaman penyair di sana. Puisi ini menciptakan nuansa penghiburan, mencoba mengurangi kemarau emosional yang melanda ibu.

Puisi "Cerita untuk Ibu" karya Fitri Yani adalah sebuah karya sastra yang merenungkan perubahan budaya, nostalgia, dan hubungan antara generasi serta ingatan. Melalui gambaran kota dan kontras dengan kampung halaman, puisi ini menggambarkan perbedaan pengalaman dan pandangan hidup yang berbeda. Pesan tentang harapan, perubahan, dan pentingnya menjaga hubungan dengan masa lalu mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya hubungan antar generasi dan menjaga akar budaya dalam perjalanan ke masa depan.

Fitri Yani
Puisi: Cerita untuk Ibu
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.