Puisi: Di Bawah Cahaya Bulan (Karya Frans Nadjira)

Puisi: Di Bawah Cahaya Bulan Karya: Frans Nadjira
Di Bawah Cahaya Bulan


Seorang lelaki berdiri di bawah pohon.
Ia saksikan ular melata
Air mengalir ke dataran yang lebih rendah. 
Ketika cahaya bulan menyempurnakan
air liur ular
Menjadi buah  
Menjadi kabut yang menguap dari bumi
Ia mengucapkan kata-kata bisu perpisahan.

Di bawah cahaya bulan yang sama
Ia berbaur dengan jutaan orang
Di sebuah dataran bulat sempurna.
Seorang perempuan duduk di bawah pohon
Gelisah seolah berada di ruang
keberangkatan.
Dia melihat spesies unik berhamburan
Datang dari sudut malam
Menghilang ke lembah hening.

Di bawah cahaya bulan yang sama
Lelaki itu berbaring di pangkuan isterinya.
Terdengar suara air berdesir
Meliuk seperti ular. 
Kerisik langkah kaki menggetarkan jembatan
Menggugurkan karat besi
Seperti buah jatuh di musim kemarau.

Lelaki itu mendongeng tentang sebuah taman
Tentang sungai jernih yang mengalir
di taman itu
Tentang seorang lelaki yang tertidur nyenyak
Dan tulang rusuk yang berbicara kepada ular. 

Di bawah cahaya bulan  
Di bawah guguran kerak besi
Debu tanah terkutuk
Tumbuh menjalar dalam perutnya
Bepijar seperti pedang menyala.

Ketika pijar tembaga meremas ulu hatinya
Lelaki  itu bertanya kepada isterinya:
"Dimana diriku?"
Disusul igauan tentang seorang lelaki berbulu
Berusia sembilan ratus tiga puluh tahun
Dan cahaya yang meninggalkan tanah.
Tentang hening panjang terbentang luas
Tentang wangi meninggalkan kelopak bunga.




Frans Nadjira
Puisi: Di Bawah Cahaya Bulan
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.