Puisi: Di Halte Malam Jatuh (Karya Zen Hae)

Puisi: Di Halte Malam Jatuh Karya: Zen Hae
Di Halte Malam Jatuh


akhirnya, aku mahir menggambar hujan
menirukan langkah-langkah pulang
menulis reklame-reklame sunyi dan menempelnya
di bebatang pohon sepanjang jalan
dan di sebuah tikungan tujuh kelopak bintang
gugur sebelum pagi kembali

“bus yang penuh sesak itu akan berangkat?”
tanyamu. orang-orang masih terus mengembara
tak ada bintang di langit
: nujuman nasib, kompas para kafilah
di mana-mana kautanam bendera. aku ingin
berkibar-kibar mengikut gelombang hujan
menjejaki liang rahasia sepanjang uluran senja
tetapi, duh, selalu ada yang kauisyaratkan
lewat deru angin yang tertahan di awal musim

aku jadi terbiasa menyimpan cinta
di batu-batu. mungkin besok
akan menjelma gadis kecil
yang belajar mengeja kata-kata bunga
aku akan menunggunya, memberinya ciuman
menyematkan melati (dan belati)
“dan bus itu,” kataku, “akan berhenti di terminal
yang tak ada bintang.” seperti usia
kota-kota lapar. letih dan tidur
tik…tik…tik… hujan menombaki senja
malam jatuh dengan ubun terluka


1992

Puisi: Di Halte Malam Jatuh
Puisi: Di Halte Malam Jatuh
Karya: Zen Hae
© Sepenuhnya. All rights reserved.