Puisi: Golf untuk Rakyat (Karya Darmanto Jatman)

Puisi "Golf untuk Rakyat" ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Golf untuk Rakyat

Lho. Kang Karto. Kok cuma ngelamun di kebun?
Sudah pernah main golep apa belum?
Kalau belum, ya tunggu sampai dapat dawuh
Siapa tahu, sekali sampeyan ayunkan stick sampeyan
Langsung deh dapet "hole in one"

Ini perkara pembangunan lapangan golf di awal PJPT II di Indonesia
Den Mantri Jerohan ngendika: Golf dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat!
Sedang Mantri Kanuragan bilang: golf pertanda masyaratakat kita sudah lebih sejahtera!
Lha iya berapa banyak lapangan golf mesti dipasang
untuk menyejahterakan 200 juta rakyat!
Berapa tumbal mesti dikorbankan
untuk mengempiskan kantung-kantung kemiskinan?!

Gusti,
kami tunggu dawuh paduka!

Sementara Mantri Pagupon pesan: Silakan bikin padang golf mister,
asal jangan gusur rumah rakyat!
Dan Mantri Besar Jagabaya wanti-wanti: Silakan bikin padang golf
sir, asal bangun juga sarana olahraga buat para kanoman!

Gusti,
kami tunggu sabda paduka!

Yes. You are right!
Tak gampang jadi orang "kajen keringan"
Serba "ewuh aya ing pambudi"
Apa ya haram memiliki vila, yacht, jet, golf stick
buat meningkatkan citra bisnis dan memperkuat "bargaining power"
Apa ya salah mengembangkan keunggulan kompetitif
dengan menguasai hitech dirgantara, samudra, persada?
Duh Gusti
Bersabdalah!

- Nenek moyang kita sih selalu mengajar kita hidup prihatin
Tapi tak pernah mengajar kita kiat bagaimana jadi kaya.
+ Ah. Yang bener. Lha filsafat "ojo dumeh" itu?
"Sa beja-bejane kang lali, luwih beja kang eling lan waspada?!"
Jadi perkara padang golf ini Kang Karto,
karena menyangkut kepentingan nasional
Yang nggegirisi dan gawat keliwat-liwat
Marilah sama-sama kita tunggu dawuh.
Siapa tahu, sekali sampeyan ayunkan stick sampeyan
Langsung dapat "hole ini one"
Hadiahnya bisa buat beli loji, pengganti
rumah sampeyan yang kegusur Raden Sukosrono
bolehnya muter taman golf internasional ke Indonesia!

Sumber: Golf untuk Rakyat (1994)

Analisis Puisi:

Puisi "Golf untuk Rakyat" karya Darmanto Jatman merupakan sebuah kritik sosial yang menggambarkan ironi dan ketidakadilan dalam pembangunan lapangan golf di Indonesia.

Ironi Pembangunan Lapangan Golf: Penyair menggambarkan ironi di balik pembangunan lapangan golf di Indonesia. Meskipun diklaim sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, lapangan golf sebenarnya menjadi simbol kemewahan dan ketidaksetaraan sosial. Pembangunan lapangan golf sering kali mengorbankan tanah milik rakyat, tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi mereka.

Pertentangan antara Kesejahteraan Rakyat dan Kemewahan Elit: Dalam puisi ini, tergambar pertentangan antara kepentingan kesejahteraan rakyat dengan keinginan elit untuk memperoleh kemewahan. Pembangunan lapangan golf sering kali dilakukan tanpa memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang dapat merugikan rakyat jelata.

Kritik terhadap Pembangunan Infrastruktur: Puisi ini juga menjadi kritik terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur yang tidak memihak kepada kepentingan rakyat. Penyair menyoroti penggunaan dana publik untuk membangun fasilitas mewah seperti lapangan golf, sementara masih banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi.

Tunggu Dawuh: Dalam puisi ini, terdapat pengulangan permintaan untuk "tunggu dawuh", yang menunjukkan ketidakpastian dan ketergantungan pada keputusan penguasa. Rakyat diharapkan untuk menunggu perintah atau petunjuk dari pemerintah, tanpa memiliki kendali atas kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Pertanyaan tentang Kesejahteraan Nasional: Penyair juga mengajukan pertanyaan tentang konsep kesejahteraan nasional dan prioritas pembangunan. Dia menyoroti pentingnya memperhatikan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan pembangunan, bukan hanya kepentingan elit atau golongan tertentu.

Secara keseluruhan, puisi "Golf untuk Rakyat" adalah sebuah puisi yang mengkritisi ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Darmanto Jatman dengan tajam menyoroti ironi di balik pembangunan lapangan golf sebagai simbol kemewahan elit, sementara masih banyak rakyat yang hidup dalam kondisi sulit.

Puisi Darmanto Jatman
Puisi: Golf untuk Rakyat
Karya: Darmanto Jatman

Biodata Darmanto Jatman:
  • Darmanto Jatman lahir pada tanggal 16 Agustus 1942 di Jakarta.
  • Darmanto Jatman meninggal dunia pada tanggal 13 Januari 2018 (pada usia 75) di Semarang, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.