Puisi: Hhaattssyyii!! (Karya Darmanto Jatman)

Puisi "Hhaattssyyii!!" mengekspresikan ketidakmampuan manusia dalam mengontrol waktu dan perubahan alam, sementara juga menyoroti pentingnya ...
Hhaattssyyii!!


ah kau, waktu, proses, musim
puisi

perkara menjadi tua – kita tak bisa apa-apa kecuali
diam
tunggu
dan saksikan
betapa jelita daunan memasrahkan diri pada sejarah
melepaskan mahkotanya satu demi satu
dalam sentuhan angin musim gugur

wah. jangan biarkan dia menyikatku
jangan biarkan dia
aduh!  
sang maha
berikan padaku segenggam kuasamu
dan aku akan menghentikan musim
tapi jangan biarkan dia menyikatku
jangan biarkan dia

dan pada pagi musim semi ini
kukonyokan diriku dengan mengawasimu, dewiku
di lereng-lereng waahila ridge
menciptakan bayangan naga
serta menggambarnya bagai phoenix
(terkesiap sulapanmu biji kaget jadi tunas)
psst, jangan gusar
just watch
bagaimana detik melenyap
menjadi abadi


ah. mambang dari mimpiku
mari ku-make-up kau
kubikin berseri cemberut mukamu
aduh!  
sang maha
berikan padaku segenggam kuasamu
dan aku akan menghentikan langkah waktu
o. stop waktu! stop!
aku saksikan bidadariku tersenyum
stoop!

(namun kau tokh lenyap
tak ada rumput terbungkuk
tak ada tangkai terpetik
tak ada embun napas
tak ada
apalagi monumen
pertanda bahwa kau pernah berdiri di situ
tersenyum)

-- hhaattssyyii!!

a. saksi. Saksi
setidak-tidaknya aku bisa pakai saksi-saksi
tapi siapa
kalau tak seekor naga pun (dari lembah kang auw itu)
kalau tak seekor phoenix pun (dari gunung tay san itu)
sah jadi saksi bagi kehadiranmu

dim
dim
dim
--
sementara pada kelir waktu
di bawah cahaya blencong
di atas suluk dalang
tancep teratai
tanpa gamelan
tanpa.


Sumber: Golf untuk Rakyat (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Hhaattssyyii!!" karya Darmanto Jatman menggambarkan perasaan kompleks mengenai penuaan, kehidupan, keabadian, dan kehadiran manusia di dunia. Penyair menggunakan bahasa yang puitis dan simbolis untuk mengekspresikan perasaan tersebut.

Penuaan dan Kehidupan: Penyair menggambarkan kekacauan yang dialami dalam proses penuaan. Ia merenungkan betapa tidak dapat menghentikan waktu dan bagaimana hal ini merubah segala sesuatu menjadi abadi. Daun-daun yang gugur menjadi simbol dari perubahan alam dan manusia seiring waktu. Pesan tentang melupakan kehadiran seseorang yang pernah ada di dunia juga terasa dalam bait-bait yang dituliskan.

Permohonan akan Kekuatan Ilahi: Ada elemen permohonan kepada kekuatan yang lebih tinggi untuk menghentikan waktu. Penggunaan metafora kuas yang akan menghentikan musim atau waktu menunjukkan keinginan kuat untuk menahan atau mengontrol perubahan alam dan waktu.

Kehidupan sebagai Saksi: Penyair menyimpulkan bahwa saksi akan keberadaan kita di dunia ini penting. Meskipun keberadaan fisik mungkin lenyap, namun saksi-saksi seperti naga dan phoenix menjadi lambang atau simbol yang tetap ada sebagai penanda kehadiran seseorang.

Puisi "Hhaattssyyii!!" menyuguhkan gambaran kompleks dan terasa filosofis tentang penuaan, kehidupan, dan keabadian. Darmanto Jatman menggunakan bahasa puitis dan simbolis untuk mengekspresikan ketidakmampuan manusia dalam mengontrol waktu dan perubahan alam, sementara juga menyoroti pentingnya keberadaan sebagai saksi dalam dunia ini.

Puisi Darmanto Jatman
Puisi: Hhaattssyyii!!
Karya: Darmanto Jatman

Biodata Darmanto Jatman:
  • Darmanto Jatman lahir pada tanggal 16 Agustus 1942 di Jakarta.
  • Darmanto Jatman meninggal dunia pada tanggal 13 Januari 2018 (pada usia 75) di Semarang, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.