Puisi: Jakarta (Karya Fitri Yani)

Puisi "Jakarta" menciptakan gambaran unik tentang kehidupan di kota metropolitan, mengeksplorasi tema-tema seperti kehidupan sehari-hari, ...
Jakarta


pelepah subuh terbelah 
menyentak 
di pusar jantung 
hingga 
ke palung-palung
ke balik gunung 
bergaung. 
rajah nasib 
tanpa suara
aku tak pernah tahu pasti, 
kapan kota ini tak pernah berperang 
ada ribuan burung 
berkabung 
menjadi 
gaung.


September, 2006-2010

Analisis Puisi:
Puisi "Jakarta" karya Fitri Yani merupakan sebuah karya sastra yang menciptakan gambaran unik tentang Jakarta, kota metropolitan yang ramai dan penuh kontradiksi.

Imaji Pelepah Subuh: Puisi dibuka dengan imaji pelepah subuh yang terbelah, menyentak, dan menciptakan gambaran yang kuat. Pelepah subuh di sini dapat diartikan sebagai metafora awal pagi yang penuh perubahan, kehidupan, dan keberagaman.

Pusar Jantung Kota: Penyair menempatkan pelepah subuh di pusar jantung kota, menyoroti kehidupan pulsating dan vitalitas Jakarta. Pemilihan kata "pusar jantung" menciptakan konsep bahwa kota ini adalah pusat kehidupan dan aktivitas.

Gunung dan Palung-Palung: Metafora gunung dan palung-palung merujuk pada topografi Jakarta yang terdiri dari bangunan tinggi dan lembah-lembah rendah. Ini mencerminkan keragaman ketinggian dan tingkat sosial dalam struktur kota.

Rajah Nasib Tanpa Suara: Ekspresi "rajah nasib tanpa suara" menunjukkan bahwa Jakarta memiliki cerita dan takdirnya sendiri yang mungkin tidak selalu dapat diucapkan secara langsung. Kota ini memiliki riwayat dan perjalanan yang bersifat tidak terucapkan.

Kota yang Tak Pernah Berperang: Pernyataan bahwa "kota ini tak pernah berperang" memberikan nuansa kontradiktif, karena banyak kota di dunia telah menjadi saksi dan korban dari konflik. Ini dapat diartikan sebagai kiasan kehidupan sehari-hari yang padat dan penuh tantangan, tetapi tetap eksis dan hidup.

Ribuan Burung Berkabung: Imaji ribuan burung berkabung memberikan nuansa kesedihan atau kehilangan. Ini mungkin merujuk pada kehidupan yang penuh tekanan dan stres di tengah kehidupan metropolitan, di mana masyarakat hidup dalam kesibukan namun seringkali merasa kehilangan.

Gaung sebagai Metafora Kesunyian: Penggunaan kata "gaung" menciptakan nuansa kesunyian atau kedamaian, yang kontras dengan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari di Jakarta. Ini menyoroti kebutuhan akan ruang pribadi dan ketenangan di tengah keramaian.

Puisi "Jakarta" menciptakan gambaran unik tentang kehidupan di kota metropolitan, mengeksplorasi tema-tema seperti kehidupan sehari-hari, keragaman, dan kontradiksi. Melalui imaji-imaji yang kuat dan bahasa yang kreatif, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang realitas kompleks Jakarta yang seringkali tidak dapat diungkapkan secara langsung.

Fitri Yani
Puisi: Jakarta
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.