Puisi: Kabut (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Kabut" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan keindahan alam dan menghubungkannya dengan kecantikan dalam jiwa manusia.
Kabut


kabut riang menari
di langsat kulitmu
bulan rebah
di geliat pinggulmu

segala cuaca menyusup
ke dalam igau demi igau
hutan-hutan basah hujan
ranggas daun

kau puisi
sejati puisi
aku hilang kata
sirna makna

kabut dan hutan
menjelma impian
di mata kanak-kanak

benih akan kembali tumbuh
di rahimmu yang merindukan cinta
hutan-hutan tropika
membayang di bening jiwamu


Analisis Puisi:
Puisi "Kabut" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya yang penuh dengan imaji alam dan keindahan alam. Puisi ini menggambarkan keindahan alam dan menghubungkannya dengan kecantikan dalam jiwa manusia.

Judul Puisi: Judul "Kabut" menciptakan ekspektasi pembaca tentang apa yang akan dijelaskan dalam puisi. Ini adalah elemen yang umumnya digunakan dalam puisi untuk memberi petunjuk tentang tema dan suasana yang akan diungkapkan.

Imaji Alam: Puisi ini penuh dengan imaji alam yang memikat. Kabut, bulan, hutan, dan cuaca adalah elemen-elemen alam yang digambarkan dengan indah. Kabut digambarkan "menari" dan bulan "rebah," menciptakan gambaran tentang keindahan dan ketenangan alam.

Ekspresi Kecantikan Tubuh: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kecantikan tubuh, dengan merujuk pada "langsat kulitmu" dan "geliat pinggulmu." Ini adalah cara penyair menghubungkan keindahan alam dengan kecantikan dalam tubuh manusia.

Perasaan Kehilangan Kata dan Makna: Penyair menyatakan bahwa mereka "hilang kata" dan "sirna makna" dalam keindahan alam ini. Ini bisa diartikan sebagai ekspresi dari ketakjuban yang begitu besar sehingga kata-kata menjadi kurang cukup untuk menggambarkannya.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini menciptakan hubungan kuat antara manusia dan alam. Alam digambarkan sebagai impian yang menyelimuti mata "kanak-kanak." Ini bisa menggambarkan bagaimana alam dapat menjadi sumber inspirasi dan keindahan yang tak terbatas bagi manusia.

Pemberian Harapan: Penyair mengakhiri puisi dengan harapan bahwa "benih akan kembali tumbuh di rahimmu yang merindukan cinta." Ini bisa menggambarkan siklus kehidupan dan keindahan alam yang memberikan harapan dan kehidupan baru.

Puisi "Kabut" adalah sebuah karya yang memuja keindahan alam dan menggambarkannya dengan kata-kata yang indah. Ini menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, serta bagaimana alam dapat memberikan inspirasi dan keindahan yang tak terbatas. Puisi ini juga mengungkapkan ketakjuban dan harapan dalam kehadiran alam yang luar biasa ini.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Kabut
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.