Puisi: Kepada Pujangga Baru (Karya Mahatmanto)

Puisi "Kepada Pujangga Baru" karya Mahatmanto mengajak kita merenungkan perubahan dalam dunia seni dan sastra, menghormati warisan sastra yang ada.
Kepada Pujangga Baru


Potongan lama atau baru,
mana yang disukai, akan terpakai
selagi masih tetap berwujud pakaian
Tubuhnyalah yang tertentu
yang memakai, bukan yang dipakai
Hendaklah tegap kuat senantiasa

Semua baru, tiada kuasa
mengarungi arti gaya lama.
Pakaian baru potongan lama, lebih berharga
dari potongan barunya bekas rombengan

Hanya terletak pada arti;
Aksi pembawaan tubuh, bergaya
menguasai, terikat tiada, dipaut potongan.

1947

Sumber: Panca Raya (15 Maret 1947)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Pujangga Baru" karya Mahatmanto adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema perubahan dalam seni dan sastra. Puisi ini merenungkan tentang potongan-potongan sastra yang lama dan baru serta arti dari pakaian atau gaya baru dalam dunia sastra.

Perubahan dan Pergeseran: Puisi ini mencerminkan perubahan dalam dunia seni dan sastra, terutama dalam konteks "Pujangga Baru." Pujangga Baru adalah gerakan sastra yang muncul pada awal abad ke-20 di Indonesia, yang mengejar perubahan dan modernisasi dalam karya sastra. Penyair menggambarkan potongan-potongan sastra yang lama dan baru sebagai wujud perubahan yang berkelanjutan dalam dunia sastra.

Kontinuitas dan Kemajuan: Puisi ini menyoroti pentingnya kontinuitas dalam perkembangan sastra sambil tetap mengakui peran inovasi. Pujangga Baru mencoba menciptakan sesuatu yang baru tanpa sepenuhnya meninggalkan warisan sastra yang ada. Ini menciptakan hubungan yang kuat antara masa lalu dan masa kini.

Makna Gaya dan Pakaian: Dalam puisi ini, "potongan lama atau baru" dan "pakaian" digunakan sebagai metafora untuk sastra dan gaya sastra. Penyair menekankan bahwa gaya sastra yang baru harus memiliki arti dan makna yang mendalam, bukan hanya perubahan kosmetik dalam gaya penulisan.

Keberanian dalam Perubahan: Puisi ini mengajak penulis dan pujangga baru untuk tetap tegap dan kuat dalam menghadapi perubahan. Perubahan dalam seni dan sastra bisa menantang, tetapi juga memberikan peluang untuk berkreasi dengan lebih bebas dan inovatif.

Pertanyaan tentang Nilai: Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang nilai sastra, menunjukkan bahwa potongan sastra yang lama yang memiliki nilai yang mendalam dan relevansi sepanjang masa mungkin lebih berharga daripada potongan-potongan sastra yang baru yang mungkin hanya mengikuti tren saat itu.

Secara keseluruhan, puisi "Kepada Pujangga Baru" mengajak kita merenungkan perubahan dalam dunia seni dan sastra, menghormati warisan sastra yang ada, dan tetap berani dalam menghadapi perubahan dan inovasi. Puisi ini meresapi dinamika perkembangan seni dan sastra dengan penuh refleksi dan kontemplasi.

Puisi: Kepada Pujangga Baru
Puisi: Kepada Pujangga Baru
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.