Puisi: Perburuan (Karya Sujarwanto)

Puisi "Perburuan" karya Sujarwanto mengeksplorasi konsep pencarian, harapan, kekecewaan, dan ketidakpastian dalam perjalanan spiritual manusia.
Perburuan


Dari musim ke musim
Telah kutikam sepi itu
Dan darah telah mengucur sepanjang langkah
Mengumpul bersama sejuta harap
Tak pernah sampai
Langkahku yang tertatih dibantai waktu
Perburuan ini masih juga
Dan Engkau dengan angkuh
Menyibak ladang-ladang ini
Meninggalkan tuah-Mu yang keramat
Sia-sia
Kucari dari musim ke musim
Bersama sepi
Bersama angin
Bersama angan
Bersama harap
Kental jadi sejuta obsesi
Di kaki langit-Mu.

Yogyakarta, 1978

Analisis Puisi:
Puisi "Perburuan" menggambarkan perjalanan panjang penjelajahan dalam pencarian makna hidup, kebenaran, dan keberadaan Tuhan.

Perburuan dan Pencarian Makna: Metafora perburuan digunakan untuk merujuk pada perjalanan hidup dan pencarian makna yang dilakukan oleh penyair. Seperti dalam perburuan, langkah-langkahnya dipenuhi dengan ketidakpastian dan tantangan.

Pencarian dalam Sejuta Harap: Darah yang mengucur sepanjang langkah menggambarkan pengorbanan dan kegigihan dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Sejuta harap mencerminkan kerapian dan intensitas perasaan penyair selama pencarian tersebut.

Kekecewaan terhadap Tuhan: Penggunaan kata "Engkau dengan angkuh" merujuk pada Tuhan yang tampaknya acuh tak acuh terhadap perjalanan penyair. Kekecewaan terhadap ketidakhadiran Tuhan yang diharapkan memberikan arahan dan petunjuk menjadi salah satu tema dominan.

Ladang-Ladang Keramat dan Tuah yang Sia-Sia: Ladang-ladang yang disibak oleh Tuhan menunjukkan bahwa pencarian akan Tuah atau keberkahan sering kali berakhir sia-sia. Kekecewaan muncul ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi penyair.

Kaki Langit sebagai Simbol Ketinggian Harapan: Pencarian dan perburuan penyair melekat pada kaki langit, menunjukkan tingginya harapan dan cita-cita yang dikejarnya. Namun, ketinggian tersebut juga menciptakan rasa kecewa dan sulitnya mencapai apa yang diidamkan.

Musikalitas dan Ritme: Puisi ini memanfaatkan ritme dan musikalitas dalam penggunaan bahasa. Bahasa yang digunakan menciptakan aliran emosional dan memberikan kesan meditatif, sejalan dengan tema pencarian makna dan perburuan.

Puisi "Perburuan" karya Sujarwanto menciptakan gambaran yang mendalam dan puitis tentang perjalanan panjang pencarian dan perburuan makna hidup. Penggunaan metafora, bahasa yang kaya, dan ritme yang mengalir menciptakan karya yang menggugah pemikiran dan emosi pembacanya. Puisi ini mengeksplorasi konsep pencarian, harapan, kekecewaan, dan ketidakpastian dalam perjalanan spiritual manusia.

Puisi
Puisi: Perburuan
Karya: Sujarwanto

Sujarwanto lahir di Bantul, Yogyakarta, 28 Februari 1955. Pendidikannya dimulai dari SD Godean, PGAN Yogyakarta tahun 1974. Masuk IKIP Negeri Yogyakarta dan lulus tahun 1979. Kemudian melanjutkan ke jurusan Penelitian dan Evalasi Pendidikan, Program Pascasarjana, IKIP tahun 1984-1985. Ia mulai menulis sejak tahun 1975 saat bergabung dengan PSK. Ia pernah menjadi editor koran kampus Derap Mahasiswa IKIP Negeri Yogyakarta, mendirikan majalah Kuntum (1982), dan menjadi pemimpin umumnya.

Selain menulis puisi ia juga menulis esai, cerita pendek, dan artikel. Sejak tahun 1980-an ia menjadi dosen di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, kemudian pindah ke IKIP Muhammadiyah (sekarang UAD) Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.