Puisi: Sajak Bonsai Memandang Pagi (Karya Frans Nadjira)

Puisi | Sajak Bonsai Memandang Pagi | Karya | Frans Nadjira |
Sajak Bonsai
Memandang Pagi


Jadi apa makna bercak darah?
Tirai tembus pandang bergetar dalam cahaya
ketika dingin menyentuh kemilau embun.
Ia ingat jejak mawar dan semua yang pernah
menyapanya. Ia ingat:
Potret mempelai dalam pakaian adat
Seperei dengan tulisan tangan
tak terbaca. Ah.
Perkawinan. Akar pohon kerdil.

Yang sengaja dikerdilkan
Beringin kecil dekat jendela.

Sesudah sarang merpati, pemandangan menjadi
biasa dengan akar-akar kerdil dan ikan hias
Dan ia membasuh tangannya dengan wajah bahagia
Serta segala yang pantas diperlihatkan


Sumber: Horison (September, 1990)

Frans Nadjira
Puisi: Sajak Bonsai Memandang Pagi
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira:
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.