Puisi: Usai Alunan Lagu Sendu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Usai Alunan Lagu Sendu" karya Wayan Jengki Sunarta mengekspresikan perasaan kerinduan, kehilangan, dan keajaiban alam yang menggetarkan ...
Usai Alunan Lagu Sendu

usai alunan sebait lagu sendu
begitu lembut wajahmu mengalunkan keheranan
pada seekor kucing putih jantan
yang saban pagi memakan bunga-bunga
di halaman rumahmu
mata kucing itu menyihir hari-harimu
menjadi bongkahan-bongkahan rindu
rambatan cahaya pada permukaan senja

kita ke pantai saja
di gunung hanya ada
danau yang dingin
dan putus harapan

pantai di sini belum direklamasi
sebuah nama telah terhapus dari ingatan ombak
namun namamu masih menyisakan birunya
bagi warna air yang miskin kata-kata pujian
bagi jiwa yang merecau sendiri

ah, mata kucing itu masih saja
menyihir hari-harimu
sebentuk bayang melintasi dingin senja
begitu rupa tiada

1998

Analisis Puisi:
Puisi adalah sebuah ekspresi seni yang memungkinkan penyair untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan pengalaman melalui penggunaan kata-kata yang dipilih dengan cermat. Puisi "Usai Alunan Lagu Sendu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menyentuh tentang kehidupan, keindahan alam, dan kehadiran kesedihan.

Keindahan Alam dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menghadirkan gambaran tentang keindahan alam dan kehidupan sehari-hari yang tercermin melalui gambaran kucing putih jantan yang memakan bunga-bunga di halaman rumah. Penggunaan imaji alam seperti matahari terbenam, gunung, dan danau dingin memberikan latar belakang yang indah namun juga melankolis dalam puisi ini.

Sentuhan Kesedihan dan Kerinduan: Penyair menggambarkan suasana kesedihan dan kerinduan melalui gambaran kucing putih jantan yang memiliki daya tarik magis, menyihir hari-hari penyair menjadi "bongkahan-bongkahan rindu". Bahkan di pantai yang indah, kesedihan dan kehilangan masih terasa kuat, menggambarkan bagaimana kesedihan dapat melingkupi keindahan alam.

Hubungan Antara Manusia dan Alam: Puisi ini menyiratkan hubungan yang erat antara manusia dan alam. Mata kucing yang memukau menyimbolkan keajaiban alam yang dapat mengubah suasana hati manusia dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap kehidupan sehari-hari.

Kehilangan dan Pencarian Identitas: Melalui gambaran "pantai yang belum direklamasi" dan nama yang terhapus dari ingatan ombak, puisi ini menyentuh tema kehilangan dan pencarian identitas. Penyair menggambarkan sebuah tempat yang kehilangan jejak sejarahnya, namun tetap menyisakan keindahan yang melankolis.

Pemilihan Kata dan Estetika Bahasa: Wayan Jengki Sunarta menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk menggambarkan suasana melalui pemilihan kata-kata yang tepat. Penggunaan metafora dan imajinatif bahasa menghadirkan kekuatan visual yang kuat, memperkuat kesan kesedihan dan keindahan yang tersirat dalam puisi ini.

Puisi "Usai Alunan Lagu Sendu" adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan keindahan alam dan kesedihan manusia dalam sebuah harmoni yang rumit. Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat, penyair berhasil mengekspresikan perasaan kerinduan, kehilangan, dan keajaiban alam yang menggetarkan hati pembaca. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan, kehilangan, dan pencarian makna dalam kehidupan yang penuh dengan kejutan dan keajaiban alam.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Usai Alunan Lagu Sendu
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.