Analisis Puisi:
Puisi "Yang Keluar dari Mulut Ratih" karya Fitri Yani adalah sebuah karya yang singkat namun mengandung makna mendalam.
Permintaan sebagai Pemicu Puisi: Puisi ini dimulai dengan sebuah permintaan, "Buatkan aku patung rusa!" yang diajukan oleh seseorang yang disebut Ratih. Permintaan ini mengundang rasa ingin tahu tentang siapa Ratih, mengapa ia menginginkan patung rusa, dan apa yang akan dilakukan dengan patung tersebut. Permintaan ini juga berfungsi sebagai pemicu atau titik awal untuk penyair mengeksplorasi berbagai konsep.
Metafora Patung Rusa: Permintaan Ratih untuk "patung rusa" dapat diinterpretasikan sebagai keinginan untuk tetap muda, atau mungkin sebagai simbol keinginan untuk memiliki kontrol atas waktu dan usia. Patung rusa yang diminta mungkin merujuk pada sebuah bentuk keabadian atau keindahan yang abadi. Permintaan ini menggambarkan sifat manusia yang ingin menghentikan waktu dan mengatasi penuaan.
Dialog Internal dan Pemikiran: Puisi ini menciptakan sebuah dialog internal di mana penyair merenungkan permintaan Ratih dan berbicara kepada Ratih. Ini menciptakan nuansa introspektif di mana penyair mencoba untuk memahami makna di balik permintaan tersebut.
Lanskap Belantara: Kata-kata "aku adalah belantara" menggambarkan keadaan di mana penyair merasa terisolasi atau terpisah dari permintaan Ratih. Ini adalah kontras yang menarik dengan permintaan yang diungkapkan pada awal puisi.
Perubahan dan Perjalanan: Puisi ini mengakhiri diri dengan mengakui perubahan dan perjalanan yang sedang berlangsung. Ini menunjukkan bahwa hidup adalah suatu perjalanan yang berkelanjutan dan bahwa patung rusa atau upaya untuk menghentikan waktu adalah sia-sia. Penyair mengusulkan kepada Ratih untuk "cukup bersuil saja," yang mungkin merupakan pesan untuk menerima perubahan dan perjalanan hidup dengan lapang dada.
Nama "Ratih": Nama "Ratih" dalam puisi ini mungkin digunakan untuk mewakili seseorang yang ingin tetap muda atau merasa khawatir tentang penuaan. Nama ini juga dapat merujuk pada aspek keindahan.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan kompleksitas perasaan dan pemikiran seseorang tentang usia, perubahan, dan keinginan untuk mengatasi waktu. Ia menghadirkan makna yang mendalam melalui pemilihan kata dan gaya sastra yang sederhana namun kuat.