Analisis Puisi:
Puisi "Dua Jiwa Disatukan Semesta" karya Wayan Jengki Sunarta menghadirkan gambaran tentang penyatuan dua jiwa dalam lingkaran tak terduga semesta, mengeksplorasi tema tentang hubungan, takdir, dan eksistensi manusia dalam alam semesta yang misterius.
Cahaya Senja dan Rekahan Bayangan: Puisi ini memulai dengan gambaran tentang cahaya senja yang menyapu pepucuk pohon cempaka. Cahaya senja menciptakan gambaran bayangan yang merekah di ubun-ubun, mengisyaratkan kedatangan atau kehadiran seseorang yang berarti dalam kehidupan penulis.
Kedatangan Tak Terduga: Penyair menggambarkan kedatangan yang tak terduga, di mana seseorang tiba dari keadaan yang tidak ada untuk menjadi ada. Hal ini merujuk pada perjalanan spiritual atau mungkin pertemuan tak terduga yang mengubah jalan hidup seseorang.
Pertanyaan Filosofis: Puisi menyoroti pertanyaan filosofis tentang eksistensi diri (siapakah kau, siapakah aku) dan tujuan keberadaan (ke manakah kita, mau apakah kita). Semesta digambarkan sebagai penjaga rahasia yang memiliki jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Penyatuan Dua Jiwa: Puisi menciptakan citra penyatuan dua jiwa, yang terhubung dalam keajaiban semesta. Mereka bergandengan tangan, menari riang di taman rahasia, dan menjelajahi langit yang penuh warna ungu. Ini mengekspresikan keintiman, keselarasan, dan keajaiban dalam hubungan dua jiwa yang disatukan oleh kekuatan semesta.
Puisi "Dua Jiwa Disatukan Semesta" menggambarkan kedatangan tak terduga yang membawa pertanyaan eksistensial, kesatuan dua jiwa, dan penjelajahan spiritual. Puisi ini merangkum keajaiban, misteri, dan harmoni yang terkandung dalam hubungan manusia dengan alam semesta, serta kerinduan akan kedekatan dan keintiman di dalamnya.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.