Puisi: Pagi (Karya Avianti Armand)

Puisi "Pagi" karya Avianti Armand membawa pembaca ke dalam suasana pagi yang penuh dengan detail indah, sensasi, dan perasaan.
Pagi (1)

Pagi ini uap putih yang
mengepul dari ceret lari keluar
lewat jendela yang mengantuk
lalu hilang terseret angin;
aroma kopi bercampur hazelnut
menempel pada gorden
dan kain sofa, sarung-sarung
bantal dan linen –
Tapi aku tak mengenalmu.
Rambutmu burai menyembunyikan sisa syahwat seperti
rumput di halaman belakang menyembunyikan cokelat
tanah.
: Aku tak akan menyianginya. Aku tak tahu namamu.
Seekor belalang yang takut sembunyi menggigil
di antara bilah hijau dan bola embun.
Biru memanjang pelan-pelan di atas meja
menggeser debu dan menit.
Dalam tidurmu, kau menyebutku.
: Tapi pagi masih terlalu dingin.


Pagi (2)


Tiba-tiba kamu ada;
berlari sepanjang tangga setelah puas
menghitung tahun di wajah dan rambut yang tak hitam,
menggeser puting susu berbintik dengan lidah
sebanyak detik,
dan “ooh!” dan “ahh!”
Dua cangkir kopi ini:
saksi yang lugu.


Pagi (3)


Ikan-ikan itu lapar, katamu –
lalu kau jatuhkan gerimis
di sekujur kolam yang
megap-megap kehabisan udara.
Ahh!
Pagi ini, kamu mencintai aku.


Jakarta, 16 September 2009

Sumber: Buku Tentang Ruang (2016)

Analisis Puisi:
Puisi "Pagi" karya Avianti Armand membawa pembaca ke dalam suasana pagi yang penuh dengan detail indah, sensasi, dan perasaan. Puisi ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk narasi tentang momen pagi yang menyentuh hati.

Pagi (1)

  • Deskripsi Lingkungan Pagi: Bagian pertama puisi membuka dengan gambaran atmosfer pagi yang diwarnai oleh uap putih yang mengepul dari ceret, aroma kopi hazelnut, dan suasana yang masih kantuk. Deskripsi ini membawa pembaca ke dalam suasana yang tenang dan penuh keindahan pagi.
  • Ketidakkenalan dan Kesunyian: Meskipun suasana dipenuhi dengan elemen-elemen indah, penyair menegaskan bahwa dia tidak mengenalmu. Ini menciptakan nuansa kesunyian atau keterpisahan yang kontras dengan keindahan pagi. Rambut yang burai dan keengganan untuk menyiangi rumput di halaman belakang dapat diartikan sebagai simbol kekhawatiran atau perasaan tersembunyi.
  • Gambaran Alam dan Personifikasi: Belalang yang takut sembunyi yang digambarkan menggigil di antara bilah hijau dan bola embun memberikan elemen personifikasi. Ini menciptakan gambaran yang hidup dan menggambarkan perasaan takut atau kerentanan.

Pagi (2)

  • Keberadaan yang Tiba-Tiba: Bagian kedua puisi membawa keberadaan "kamu" yang tiba-tiba. Penggunaan kata "tiba-tiba" menandakan bahwa kehadiran ini mungkin tidak terduga. Penjelasan kegiatan sehari-hari seperti berlari sepanjang tangga, menghitung tahun di wajah, dan minum kopi memberikan nuansa keseharian dan keintiman.
  • Kesejukan dan Keintiman: Pada bagian ini, terdapat momen yang menggambarkan keintiman, seperti menggeser puting susu berbintik dengan lidah, yang dapat diartikan sebagai detil yang penuh perasaan dan mendalam. Dua cangkir kopi diidentifikasi sebagai "saksi yang lugu," memberikan kesan bahwa keberadaan pagi ini menjadi saksi peristiwa-peristiwa kecil yang berharga.

Pagi (3)

  • Kebersamaan dan Cinta: Bagian ketiga membawa nuansa perasaan cinta dengan menggambarkan ikan-ikan lapar dan hujan gerimis. Meskipun gambaran tentang ikan lapar dapat diartikan secara harfiah, namun juga bisa mencerminkan kebutuhan kasih sayang dan perhatian. Kesimpulan puisi menegaskan bahwa, pada pagi ini, "kamu mencintai aku," membawa kebahagiaan dan rasa diterima.

Gaya Bahasa dan Elemen Sastra

  1. Imaji dan Personifikasi: Puisi ini dipenuhi dengan imaji yang kuat, seperti uap putih, aroma kopi, dan ikan-ikan lapar. Personifikasi muncul dalam gambaran belalang yang takut sembunyi dan cangkir kopi sebagai "saksi yang lugu," yang memberikan elemen kehidupan pada objek.
  2. Metafora: Beberapa ungkapan dapat diartikan secara metaforis, seperti "rambutmu burai menyembunyikan sisa syahwat" yang bisa mencerminkan tentang kepenuhan atau pengalaman hidup.
  3. Kontras: Kontras antara keindahan alam pagi dengan keadaan emosional atau hubungan yang mungkin rumit menciptakan ketegangan dan kedalaman dalam puisi.

Tema Utama

  1. Keseharian dan Keintiman: Puisi ini mengeksplorasi tema keseharian dan keintiman melalui deskripsi-detail pagi yang sederhana namun penuh makna.
  2. Cinta dan Penerimaan: Pesan cinta dan penerimaan muncul di akhir puisi, menyoroti pentingnya momen-momen kecil dalam hubungan.
Puisi "Pagi" karya Avianti Armand adalah karya yang indah, penuh perasaan, dan memberikan gambaran yang kuat tentang momen-momen pagi. Melalui deskripsi-detail yang kaya dan penggunaan bahasa yang halus, penyair berhasil menciptakan karya yang menyentuh dan membangkitkan perasaan pembaca.

Avianti Armand
Puisi: Pagi
Karya: Avianti Armand

Biodata Avianti Armand:
Avianti Armand lahir pada tanggal 12 Juli 1969 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.