Puisi: Pengorbanan (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Pengorbanan" menyajikan pemikiran yang mendalam tentang makna pengorbanan, kematian, dan perubahan dalam kehidupan manusia.
Pengorbanan
(Kepada Ibuku Marhum)

Dan Tuhan pun memberikan janji
Dengan tawaran pemberian pengurbanan
Mati bukan suatu kebuntuan alam
Mati bukan suatu kekaguman tiada bertanda bintang 

Tapi mati, karena benih akan tumbuh
Dan berdaun hijau.
Rimba hitam akan segera punya harapan
Dalam sinar nyelang, lalu bergetar kata-kata

Kuda bertemu kembali
Mulut mengeluar busa, punggung mendarah
Di mana ini segala akan hidup kembali 

Bersama janji? Langkah kuda sudah payah berkendali
Ah, sia-sia kuda berlomba
Sia-sia berlomba.

Sumber: Luka Bayang (1964)

Analisis Puisi:
Puisi "Pengorbanan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah refleksi mendalam tentang makna pengorbanan dan perubahan dalam kehidupan.

Makna Pengorbanan dan Janji Tuhan: Puisi ini dibuka dengan pernyataan bahwa Tuhan memberikan janji dengan tawaran pengurbanan. Pengorbanan di sini tidak dipandang sebagai kebuntuan alam atau kekaguman tanpa arti, melainkan sebagai suatu proses yang memungkinkan pertumbuhan dan perubahan.

Makna Kematian dan Pertumbuhan: Penyair menyampaikan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari proses pertumbuhan baru. Seperti benih yang harus mati terlebih dahulu sebelum tumbuh menjadi pohon yang hijau, manusia juga harus mengalami pengorbanan atau perubahan untuk mencapai perkembangan dan harapan baru.

Simbolisme Kuda: Kuda dalam puisi ini menjadi simbol kehidupan yang berjuang dan mengalami penderitaan. Punggung yang mendarah dan mulut yang mengeluarkan busa mencerminkan kesulitan dan pengorbanan yang dialami dalam perjalanan kehidupan.

Sia-Sia dalam Perlombaan: Penutup puisi menekankan bahwa perjuangan dan lomba yang dilakukan mungkin tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkan. Meskipun kuda berlomba dan berjuang, namun akhirnya mungkin mengalami kelelahan dan kegagalan. Hal ini mencerminkan realitas kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

Perubahan dan Harapan: Meskipun pengorbanan dan perubahan mungkin sulit, namun pada akhirnya terdapat harapan untuk hidup yang baru dan lebih baik. Sinar nyelang dan kata-kata yang bergetar menunjukkan adanya harapan dan kehidupan baru yang akan muncul setelah melewati masa-masa sulit.

Puisi "Pengorbanan" menyajikan pemikiran yang mendalam tentang makna pengorbanan, kematian, dan perubahan dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan simbolisme yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti eksistensial dan perjalanan spiritual dalam kehidupan.
Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Pengorbanan
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.