Puisi: Timbangan Tumbang

Puisi: Timbangan Tumbang Karya: A. Muttaqin
Timbangan Tumbang

Aku mengenalmu sebagai hujan. Di kedalaman tidurku, lentik jemarimu menjelma pelangi,

melambai, rinai, seperti kerlip mata kekasih. Menjelma telaga, ketika

dahagaku tak terkira.

Menjelma serumpun embun, jika sang surya merucut dari ubun. Menjelma daun?

Tidak.

Kurasa, akan enggan hujan menjelma daun, walau butiran hujan menyimpan bibit lumut nan tambun.

Daun sering iri pada sungai, pada pelangi, pun pada bayangannya sendiri.

Sedang hujan adalah rindu murni: oh, lebih murni dari kuncup mimpi, lebih damai

timbang jamur pagi, tempat duli-duli terbagi. Juga lebih lerai daripada airmataku ini,

sebab ia penawar gemuruh seluas laut, menghitam, membubung,

dalam selubung yang lalu kausebut mendung, di mana tenung-tenung terpalung.

2008
Puisi: Timbangan Tumbang
Puisi: Timbangan Tumbang
Karya: A. Muttaqin
© Sepenuhnya. All rights reserved.