Puisi: Arak dan Malam (Karya Wayan Jengki Sunarta)
Puisi: Arak dan Malam
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Arak dan Malam
seguci arak di meja kayu
malam makin mengendap
dalam jiwaku
kegelapan telah melingkupi persawahan
kerlip kunang-kunang bercampur aroma lumpur
kidung serangga hutan adalah kepedihan
yang dipersembahkan malam
ketika peri-peri kecil
mengunjungiku dengan payudara mungil
dan tubuh menggigil
aku tergetar
menahan getir
yang menjalar
hingga sumsum nadir
kelopak-kelopak malam gugur di halaman
hari-hari kujalani dengan nyanyian kodok
dan ricik air yang berdenting bagai genta pendeta
di manakah akhir setapak yang kulalui?
inikah jalan takdir
yang pernah dinujumkan
para brahmana?
dari kejauhan, seribu depa
di seberang persawahan
suara kidung merambat pelan
bersama dingin halimun
seperti merasuki jiwa para pengembara
yang lupa kampung halaman
di meja kayu
arak nyaris tandas
dan kunang-kunang
begitu sempurna cahaya
Tirtagangga, 15 Juli 2006
Sumber: Impian Usai (2007)
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.