Puisi: Nocturno (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Nocturno" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan suasana malam dan perenungan mendalam.
Nocturno


buka sedikit jendela
agar cahaya 
merambat leluasa
pada mata kita

aku lupa
siapa yang memajang potret kita
bersandingan di dinding tua itu

tubuhmu menyentuh
tubuhku,
pengembara tua yang terlunta
ribuan tahun
memburu sumur cahaya

aku terkenang sebuah kartu
bergambar mawar putih
pemberianmu
lalu waktu leleh
dalam genggaman malam

akhirnya, kutemukan sumur itu
tubuhmu melunaskan hausku
sejauh perjalanan
dari kubur ke kubur


2001

Analisis Puisi:
Puisi "Nocturno" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana malam dan perenungan mendalam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana introspektif dan merenung.

Atmosfer Malam dan Cahaya: Puisi ini menggambarkan suasana malam yang tenang dan penuh dengan cahaya lembut. Penggunaan imaji "buka sedikit jendela / agar cahaya / merambat leluasa / pada mata kita" menciptakan suasana yang khusyuk dan intim. Cahaya dalam puisi ini mungkin melambangkan pencerahan, pemahaman, atau bahkan harapan di tengah kegelapan.

Makna dalam Potret dan Kenangan: Penggambaran potret bersandingan di dinding tua mengandung nilai sentimental dan mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kenangan dan hubungan masa lalu. Potret ini bisa menjadi simbol hubungan antara pengembara tua yang merasa terlunta dan pengalaman hidupnya yang panjang.

Pencarian Identitas dan Kepuasan Batin: Pengembara tua dalam puisi ini digambarkan sebagai "pengembara tua yang terlunta / ribuan tahun / memburu sumur cahaya." Ini dapat diartikan sebagai pencarian identitas, pemahaman, atau tujuan dalam hidup. Temuan "sumur cahaya" mungkin mewakili kepuasan batin dan kedamaian setelah pencarian yang panjang.

Kartu dan Kenangan: Makna mendalam juga terkandung dalam gambaran tentang kartu bergambar mawar putih sebagai pemberian. Pemberian ini mungkin melambangkan hubungan dan perasaan antara pengembara tua dengan orang lain. Waktu yang "leleh / dalam genggaman malam" menciptakan kesan bahwa kenangan tersebut memiliki nilai yang mendalam dan berkesan.

Perjalanan Menuju Pencerahan: Puisi ini dapat diartikan sebagai perjalanan batin menuju pencerahan dan pemahaman. Pengembaraan melintasi waktu dan ruang, dari "kubur ke kubur," menunjukkan perjalanan spiritual dan eksistensial. Temuan akhir "sumur itu" dan tubuh yang memenuhi rasa haus memberikan gambaran tentang pencapaian pencerahan dan ketenangan.

Puisi "Nocturno" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh dengan makna. Dengan menggambarkan suasana malam, kenangan, dan pencarian eksistensial, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna hidup, hubungan, dan pencerahan batin.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Nocturno
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.