Puisi: Palestina (Karya F. Rahardi)

Puisi "Palestina" mengundang pembaca untuk merenung tentang konflik yang mengakibatkan penderitaan dan kehilangan di Palestina, serta membuka ....
Palestina (1)


Palestina adalah debu, keringat dan darah
yang mengental di kain kumal
sejak empat ribu tahun lalu
waktu itu pak guru agama
sering membacakan Kitab Suci Perjanjian Lama
Palestina adalah tenda-tenda, anakku
domba, keledai dan kilatan pedang
di terik matahari gurun

Di sana, nabi-nabi telah diturunkan Tuhan
dan mata anak-anak yang masih bersih dosa itu
sudah terbiasa nonton kepala
orangtua mereka terpenggal dari badan

Palestina adalah sejarah sepetak tanah
yang berkepanjangan disengketakan
tenda yang senantiasa dipasang dan
dibongkar dan dipasang lagi di tempat
yang berbeda
Sekarang, pak guru agama itu memang
masih juga membacakan kitab-kitab suci
tapi anak-anak lebih suka nonton tivi

Palestina adalah warta berita tivi
head line koran
dan kafieh itupun bolong-bolong
dimakan senapan mesin
anak-anak, kata pak guru agama itu
Palestina memang sejarah ribuan tahun
Palestina memang roti yang keras
buah zaitun dan air Sungai Yordan
tapi yang paling utama
Palestina juga perut yang bisa lapar
mata yang dapat berkaca-kaca
dan ayah yang sering tak dapat
kembali menjumpai anak-anak mereka
anak-anak,
itulah Palestina.


Palestina (2)


Di sekitar Sungai Yordan tak ada gajah
tapi leher orang Palestina
seperti dibelit belalai
dan diinjak-injak kaki gajah

Sejarah di timur tengah memang seberat gajah
dan anak-anak Palestina gepeng dihimpitnya

Di sekitar Yerusalem memang tak ada salju
tapi ibu-ibu yang menyusui bayinya
itu menggigil kedinginan
dalam tenda yang bolong-bolong
diterjang peluru

Di sekitar jalur Gaza
memang hanya angin hanya debu
dan selalu semerbak bau mesiu

Di sekitar jalur Gaza
di sekitar Sungai Yordan
di sekitar Jerussalem
memang hanya daun zaitun
hanya teriakan parau
hanya tangis yang tak bersuara lagi
hanya mata yang kering kehabisan darah.


1990

Sumber: Pidato Akhir Tahun Seorang Germo (1997)

Analisis Puisi:
Puisi "Palestina" adalah sebuah ungkapan yang kuat dan penuh empati terhadap konflik yang telah lama terjadi di Palestina. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan penderitaan, tragedi, dan kerumitan sejarah yang dihadapi rakyat Palestina.

Representasi Palestina sebagai Tanah Bersejarah: Penyair menggambarkan Palestina sebagai tanah yang penuh sejarah. Dari referensi Kitab Suci Perjanjian Lama hingga penggambaran sejarah panjang, puisi ini menyoroti pentingnya Palestina sebagai tempat yang kaya akan sejarah dan warisan budaya.

Penderitaan dan Kondisi Kehidupan: Puisi ini mengeksplorasi sisi gelap dari kehidupan Palestina. Menyoroti konflik, pembunuhan, penderitaan, dan kehilangan yang dialami oleh rakyat Palestina. Penyair menciptakan citra tentang perjuangan anak-anak, ibu-ibu yang menyusui, dan kesulitan keluarga dalam mencapai kedamaian.

Realitas Kehidupan sehari-hari: Puisi ini juga menyoroti realitas kehidupan sehari-hari rakyat Palestina. Dari gambaran tentang debu, kehidupan rumahan, hingga kepergian ayah-ayah yang terpisah dari keluarga, puisi ini memperlihatkan sisi-sisi kemanusiaan dan penderitaan dalam kehidupan mereka.

Puisi "Palestina" karya F. Rahardi adalah puisi yang penuh dengan empati dan kepedulian terhadap kenyataan yang dialami oleh rakyat Palestina. Dengan penggambaran yang mendalam, puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang konflik yang mengakibatkan penderitaan dan kehilangan di Palestina, serta membuka kesadaran akan pentingnya perdamaian dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

F. Rahardi
Puisi: Palestina
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.