Sribajala dan Wabula
Ketika lakambaebunga mulai membaca peta yang dulu pernah kujelajah
Tibalah aku di kuilmu
Asal muasal gigi putihmu yang kemilau
Tempat mimpiku runtuh
Tempat kembali pulang ke kampung halaman
Gigimu adalah mercusuar
Silau yang memanggil-manggil seperti daun kelapa
Diriku yang tersesat di samudera jiwa
Terseret ombak dan tiba di permukaan hatimu yang putih
Belahan kelapa di tanganmu adalah pasangan belahan lain
yang kita pertemukan
Tahulah kita, cinta kita memudar
Sebab ibu telah menjadi sejarah, legenda,
dan dongeng negri tercinta
Adik bungsu yang seputih susu
Ibu kita telah menjadi buku
Bagi tetua bagi silsilah dan raja-raja
Bagi jelata
Yang terbaca di setiap usia
Lalu ke mana cinta kita akan kubawa
Terselip di saku dungkung cangia
Punggawa setia yang menancapkan bendera aneka warna
Pada tubuh lakaembaebunga
Yang terlunta-lunta beratus-ratus kali berganti rupa
menaklukan samudera
Di koncu, benteng tertua berdiri
Aku menulis syair panjang tentang dirimu
Langit tak lagi menakar cintaku padamu
Maka kubiarkan ia membahana seperti kupu-kupu
Terbang dengan sasar ke jendelamu
Kuhadiahi tempat ini namamu
Kupahat besar-besar pada prasasti
Dengan aksara rahasia bahasa cia-cia
Agar semua orang berbagai generasi
Mengenangmu sebagai arca yang bertumbuh
di antara jurang dan bukit
Kali-kali jernih yang berbintang
Seperti gigimu yang gemilang
Jika laut surut berkilo-kilometer
Mereka akan mengenang kulit putihmu
Yang senyap mutiara
Yang di atasnya
Cintaku tergenang antara ada dan tiada
Kekal selamanya
Catatan:
Sribajala adalah kakak dari Wabula yang merantau mengelilingi dunia dengan kapal Lakambaebunga. Wabula adalah putri bungsu Wakaaka, raja Buton pertama. Kini Wabula adalah nama tempat yang indah di Buton Selatan (dari cerita masyarakat setempat). Asal kata Wabula adalah Wabula-bula yang artinya putih, sebab diyakini Wabula berkulit putih seperti orang Tiongkok/Mongol.
Puisi: Sribajala dan Wabula
Karya: Wa Ode Wulan Ratna