Puisi: Berhentilah! (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Berhentilah!" membangkitkan pertanyaan tentang makna kehidupan, perjuangan emosional, dan kebutuhan akan kedamaian batin. Melalui gambaran ...
Berhentilah!

berhentilah sejenak berhentilah nanang jangan terus berlari mengejar
bayang bayang ke ujung cakrawala ke ujung impianmu tak ada habis
habisnya huruf dideret dileburkan dalam darah dalam airmata dalam dalam

begitulah sepi memagut cinta melarut sebagai sungai melaut melintas
berputar menguap ke udara ke udara

metamorfosis? seperti kupu telur ulat kepompong kupu: hai pertapa!
berapa sunyi maumu berapa laut hausmu berapa langit harapanmu berapa mimpi
impianmu berapa cinta pintamu

berhentilah sejenak berhentilah nanang jangan menangis lagi jangan
terus menulisi udara bertuba darah mengalir otak tercecer daki menempel pipi kering
luka menganga gelisah manusia api menyala bom meledak kanak tersungkur

berhentilah!


Analisis Puisi:
Puisi "Berhentilah!" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan, perjalanan emosional, dan kebutuhan untuk berhenti sejenak dari rutinitas dan tekanan hidup. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini memunculkan serangkaian pertanyaan dan pemikiran yang mengundang pembaca untuk merenung.

Pesan Tentang Henti Sejenak: Puisi ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak dari kesibukan dan tekanan hidup. Permintaan untuk "berhentilah sejenak" diulang beberapa kali dalam puisi, menekankan pentingnya memperlambat langkah, merenung, dan mencari kedamaian dalam kegaduhan kehidupan sehari-hari.

Gambaran Tentang Kehidupan: Dengan menggambarkan bayang-bayang yang terus dikejar dan huruf-huruf yang dilebur dalam darah dan air mata, puisi ini menciptakan gambaran tentang kehidupan yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, dan pengorbanan. Konsep metamorfosis yang disinggung juga menggambarkan perubahan dan transformasi yang terjadi dalam kehidupan.

Penggambaran Kesepian dan Kegelisahan: Sepi yang memagut cinta, sungai yang melarutkan segala sesuatu, dan kegelisahan manusia yang tercermin dalam darah mengalir, adalah gambaran-gambaran yang memperdalam atmosfer puisi ini. Puisi ini menghadirkan perasaan kesepian, kehausan, dan kekosongan yang menghantui individu dalam perjalanannya menjalani hidup.

Keharuan dan Pemahaman Diri: Permintaan untuk "berhentilah menangis lagi, jangan terus menulisi udara" mengekspresikan keharuan dan kelelahan akan proses emosional yang tak berujung. Dalam momen tersebut, terdapat sebuah panggilan untuk memahami diri sendiri, menyudutkan kecemasan, dan menemukan kedamaian di dalam diri.

Tema Kemanusiaan dan Kehidupan: Puisi ini juga mencerminkan tema kemanusiaan dan kehidupan, dengan menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi penderitaan, keputusasaan, dan ketidakpastian. Melalui bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menggambarkan kompleksitas perjalanan hidup dan keberanian untuk tetap melangkah meski terjadi kesulitan.

Dengan demikian, puisi "Berhentilah!" adalah sebuah puisi yang membangkitkan pertanyaan tentang makna kehidupan, perjuangan emosional, dan kebutuhan akan kedamaian batin. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana, puisi ini mengeksplorasi realitas manusia yang penuh dengan kegelisahan dan pencarian akan makna yang lebih dalam.

Puisi
Puisi: Berhentilah!
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.