Dongeng Negeri Dongeng
pada catatan pinggir, goen, ada warna sepia? kamus terbuka, terumbu, kersik, lokan, poci, confety, menjadi abadi? lalu berjejalan di kota-kota semangka, sepatu, migrasi dari kamar mandi, 100 meter dari kota ciledug, sedekat malna menulis surat untukku? atau kapak, ngiau, rabu yang ditakik? tarji tergelak
ilalang telah dinikahkankah rosa? serupa dingin, beringsut di angin, mungkin sebuah perubahan, gus, mungkin serupa didaktika catur...
tapi kota-kota mulai gelap, chairil, seperti karet, karet tempatmu y.a.d, mungkin pula pada pelabuhan tempat laut hilang ombak...
tapi ada yang bergegas, dengan tegas, saut, ke mana sobron, ke mana, kemana wispi, ke mana iramani, ke mana mimpi itu pergi? ke mana, hamzah, ke mana taufiq, ke mana willy, ke mana?
sobron menulis:, aku buat tape ketan, rendang, di negeri orang, wispi dulu di nanking, iramani? coba tanyakan pram, mungkin ia tahu di mana...
heh, hamzah berdiri di senja senyap, taufiq di padang ilalang bertopi jerami mungkin ingat umbu, atau malu menjadi orang indonesia, dan willy duduk di samping seonggok jagung...
dan sepotong senja, di tangamu seno, serupa mimpiku, segera kan tenggelam.... seperti
matanya
Depok, 1999
Puisi: Dongeng Negeri Dongeng
Karya: Nanang Suryadi