Puisi: Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu" karya Tjahjono Widarmanto adalah ungkapan perasaan kangen dan kerinduan seorang anak terhadap ....
Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu


Ibu, sunyi hutan jati tak lagi mampir di hati
gemericik air kali tak lagi menetes pada mimpi
malam tak lagi berhias tembang-tembang kinanti
sebab aku telah dipanggang matahari.

Ibu, anakmu sesorang diri tersesat di antara pilar-pilar baja dan taring kota.
gemericik air kali belakang rumah melambai-lambai
amben kecil di bawah pohon mangga di pekarangan rumah menunggu
pangkuan ibu dan tembang kinanti saban senja begitu merindu

ibu, air mata menetes menikam sampai palung hati


Analisis Puisi:
Puisi "Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu" karya Tjahjono Widarmanto adalah ungkapan perasaan kangen dan kerinduan seorang anak terhadap kampung halaman dan ibunya. Puisi ini menggambarkan perubahan suasana dan perasaan anak yang merindukan kehangatan kampung halaman dan kebersamaan dengan ibunya.

Tema Kangen dan Rindu: Tema utama dalam puisi ini adalah perasaan kangen dan rindu terhadap kampung halaman dan ibu. Puisi ini menggambarkan perubahan yang terjadi dalam lingkungan dan perasaan anak sejak meninggalkan kampung halaman dan berada di kota besar.

Kontras Antara Lingkungan: Puisi ini menggunakan kontras antara dua lingkungan yang berbeda untuk menyampaikan perasaan kangen. Lingkungan kampung halaman yang dijelaskan sebagai "gemericik air kali belakang rumah" dan "pangkuan ibu dan tembang kinanti saban senja" menghadirkan perasaan hangat, nyaman, dan damai. Di sisi lain, lingkungan kota besar digambarkan sebagai "pilar-pilar baja dan taring kota" yang menciptakan suasana yang keras dan tanpa kehangatan.

Gaya Bahasa yang Emosional: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang emosional untuk mengungkapkan perasaan kangen dan rindu. Bahasa metaforis seperti "dipanggang matahari" dan "air mata menetes menikam sampai palung hati" memberikan sentuhan emosional yang kuat pada puisi ini.

Imaji yang Kuat: Puisi ini menggunakan imaji atau gambaran yang kuat untuk membangun suasana dan perasaan. Gambaran tentang "gemericik air kali" dan "tembang-tembang kinanti" menghadirkan citra keindahan dan ketenangan kampung halaman yang merindukan.

Pesan tentang Nostalgia dan Kebersamaan: Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah pentingnya mengenang dan merindukan akar-akar kita, khususnya hubungan dengan ibu dan kampung halaman. Puisi ini mencoba mengingatkan akan kenangan-kenangan indah dan kebersamaan yang mungkin telah hilang dalam perjalanan hidup.

Puisi "Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu" menghadirkan perasaan rindu dan kerinduan dengan menggunakan gambaran kontras antara lingkungan kampung halaman dan kota. Gaya bahasanya yang emosional dan imaji yang kuat menciptakan suasana yang melankolis. Puisi ini mencoba menggambarkan kehilangan dan nostalgia akan tempat-tempat dan hubungan yang pernah kita kenal, khususnya dengan ibu dan kampung halaman.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Kangenku pada Kampung Halaman Kita, Ibu
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.