Sumber: Lampung Post (Minggu, 3 Maret 2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Lelaki yang Memotong Jari-Jarinya" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya sastra yang mempertanyakan hubungan antara guru dan murid, serta mencerminkan tentang kesetiaan, pengorbanan, dan makna simbolis di dalamnya. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan sebuah hubungan yang rumit dan mendalam antara lelaki yang mengorbankan jari-jarinya dan gurunya.
Hubungan Guru dan Murid: Puisi ini membawa pembaca ke dalam dinamika hubungan antara guru dan murid. Ada konflik emosional dan psikologis di antara mereka, seperti ketidakpastian mengenai hubungan sejati yang mereka miliki. Pertanyaan "Mana buktinya bahwa kau benar muridku dan aku benar gurumu, wahai sang jagoan?" menggambarkan keraguan dan cobaan dalam hubungan ini.
Pengorbanan dan Kesetiaan: Pengorbanan lelaki ini, yang memotong jari-jarinya sebagai bakti kepada gurunya, menggambarkan tingkat kesetiaan dan pengorbanan yang ekstrem. Tindakan ini juga mencerminkan keyakinan bahwa pengorbanan fisik adalah cara untuk membuktikan cinta dan kesetiaan.
Simbolisme: Tindakan lelaki memotong jari-jarinya dan memberikannya kepada gurunya memiliki makna simbolis yang dalam. Ini bisa melambangkan pengorbanan yang menyakitkan atau bahkan tindakan penyerahan diri kepada otoritas atau keyakinan tertentu. Potongan jari-jari ini mungkin juga menggambarkan bagaimana seseorang merasa harus "memotong" bagian dirinya sendiri untuk memenuhi harapan atau norma eksternal.
Dialog dan Kebisuan: Puisi ini menggunakan dialog sebagai alat untuk menggambarkan interaksi antara lelaki dan guru, namun juga mengandung unsur kebisuan. Dialog tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antara mereka bukan hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga melibatkan makna dan perasaan yang lebih dalam.
Lingkungan Fisik dan Emosional: Latar belakang cerita dalam hutan yang coklat dan senyap menciptakan nuansa yang mendalam dan puitis. Lingkungan tersebut mencerminkan perasaan dan dinamika hubungan yang terjadi di dalamnya, serta menggambarkan proses pengorbanan yang terjadi di tengah kesunyian dan keraguan.
Pesan Filosofis: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan kepercayaan, pengorbanan, dan makna sejati dalam hubungan manusia. Ini juga dapat diartikan sebagai pengkritik terhadap keyakinan buta dan pengorbanan yang terlalu ekstrem dalam mencari pengakuan.
Gaya Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang puitis untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Penggunaan bahasa ini menciptakan atmosfer emosional yang kuat dan memperkuat makna puisi.
Secara keseluruhan, puisi "Lelaki yang Memotong Jari-Jarinya" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas hubungan antara guru dan murid, serta tema pengorbanan dan makna simbolis di dalamnya. Melalui imaji-imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai dan arti dalam tindakan dan hubungan manusia.