Yang Dibakar Api Murni
dikurung ia, dibakar dalam api murni, agar muai dan tunduk
demikianlah engkau bertanya suatu ketika, dan ia pun mengangguk setuju
lalu disandingkan dengan napas cahaya yang kau hembuskan dalam dada
rentang ruang juga waktu, telah membikinnya lupa
walau pernah ada rindu menyelinap, suatu ketika
ia bermain bersama pucuk api, memetakan khianat berulang kali
dan napas cahaya?
tinggal jerit sendiri
Puisi: Yang Dibakar Api Murni
Karya: Nanang Suryadi