Puisi: Bulan Desember (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Bulan Desember" karya Nanang Suryadi adalah karya yang menciptakan gambaran tentang bulan Desember dengan sentuhan romantis dan keindahan alam.
Bulan Desember


bulan desember, saat hujan deras dan angin santer, sajak-sajak dituliskan: rindu yang meluap tak berkesudahan. sajak masih terus dituliskan, karena jejak harus diterakan, walau fana waktu, walau. aku tak pernah diajarkan kebencian yang sangat, karena mencinta adalah lebih baik.


2015

Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Desember" karya Nanang Suryadi adalah karya yang menciptakan gambaran tentang bulan Desember dengan sentuhan romantis dan keindahan alam.

Bulan Desember sebagai Latar: Bulan Desember dipilih sebagai latar cerita, menciptakan nuansa yang spesifik dan mengundang pembaca untuk merasakan atmosfer khusus dari bulan tersebut. Pilihan ini mungkin juga merujuk pada akhir tahun, waktu di mana banyak orang melakukan refleksi dan introspeksi.

Hujan Deras dan Angin Santer: Gambaran hujan deras dan angin santer menciptakan suasana yang lembut dan romantis. Kedua elemen alam ini sering digunakan dalam sastra untuk menyampaikan perasaan dan emosi yang mendalam. Hujan dapat menjadi metafora untuk perasaan yang meluap-luap, sementara angin membawa nuansa perubahan.

Sajak-Sajak yang Dituliskan: Puisi menyebutkan bahwa "sajak-sajak dituliskan" selama bulan Desember. Ini menyoroti kreativitas dan ekspresi emosi melalui seni tulis. Puisi mungkin mencerminkan perasaan rindu dan keindahan yang dapat diungkapkan melalui kata-kata.

Rindu yang Meluap Tak Berkesudahan: Sentuhan romantis kuat terlihat dalam ungkapan "rindu yang meluap tak berkesudahan." Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan yang begitu mendalam dan abadi sehingga sulit diukur atau dihentikan.

Jejak yang Harus Diterakan: Pilihan kata "jejak harus diterakan" menyiratkan sebuah perjalanan atau pencarian. Ini mungkin merujuk pada upaya untuk mengejar atau memahami perasaan dan keindahan yang tercermin dalam sajak-sajak bulan Desember.

Fana Waktu: Puisi menyebutkan bahwa jejak harus diterakan "walau fana waktu." Ini menciptakan nuansa efemeral atau sementara dalam upaya mencari makna atau meraih keindahan. Waktu di sini mungkin dianggap sebagai penghalang atau pembatas.

Mencinta Lebih Baik daripada Kebencian: Ungkapan "aku tak pernah diajarkan kebencian yang sangat, karena mencinta adalah lebih baik" menyoroti tema positif tentang cinta dan nilai-nilai positif. Puisi ini mungkin mencoba menyampaikan pesan bahwa cinta memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kebencian.

Secara keseluruhan, "Bulan Desember" karya Nanang Suryadi menggambarkan bulan Desember sebagai waktu yang penuh dengan rindu, keindahan, dan kreativitas. Puisi ini menciptakan suasana yang romantis dan mendalam, mengajak pembaca untuk merenung tentang perasaan dan pengalaman di akhir tahun.

Puisi
Puisi: Bulan Desember
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.