Rindu yang Nyeri!
telah kutapaki usia tahun demi tahun kepedihan mengingat dan melupakan, kehilangan dan menemukan cintamu
di dinding jam berdetik, di dada jantung berdetak, membayang waktu yang fana, hidup yang sementara
di hunus tajam runcing pedang cintaMu aku menyerah
tikamlah lagi hingga ke lubuk rahasia cintaMu hingga pecah karena diriku hanya menunggu waktu menatap wajahMu
mungkin perlahan aku membunuh diri sendiri. pelan pelan kan sampai padamu. Rindu yang nyeri!
pada akhirnya aku akan mati. dan segala degup akan berhenti.
Malang, 11 Juli 2011
Puisi: Rindu yang Nyeri!
Karya: Nanang Suryadi