April 2020

Puisi: Kuntum Hujan (Karya Alex R. Nainggolan)

Kuntum Hujan acap kaupungut kuntum hujan yang berlarian sepanjang jalan langit remang cahaya menerjang sesekali ingin kaubaw…

Puisi: ALIF BA TA (Karya Gunoto Saparie)

ALIF BA TA mengeja alif ba ta dengan gemetar suara aku memang bukan apa-apa wajah pias karena puasa …

Puisi: Mengenang Arief Budiman (Karya Gunoto Saparie)

Mengenang Arief Budiman salatiga mungkin lebih indah dari nirwana dan kau pun ingin terus di sini saja se…

Puisi: Torang yang Cahaya (Karya Alex R. Nainggolan)

Torang yang Cahaya - asykur fadhlun  ia, lelaki kecil, yang mencintai sepeda dan mobil kecilnya. atau acap meminta sebotol susu dar…

Puisi: Setiap Jam (Karya Alex R. Nainggolan)

Setiap Jam engkau selalu menyergapku setiap jam, bayanganmu mengurung tubuh hingga aku tersentak, jika kau memang ada menamai d…

Puisi: Lesung Pipi (Karya Alex R. Nainggolan)

Lesung Pipi tak usai kugali airmata di lesung pipimu. berharap menjelma jadi sumur dan aku akan menimba lalu mandi dengan tubuh tela…

Puisi: Luka Tubuh (Karya Alex R. Nainggolan)

Luka Tubuh luka tubuh manakah lagi yang singgah setelah kau pergi jauh, bersitatap dengan keluh dan aku terteluh hinggap di kedal…

Puisi: Tangis Rumah (Karya Alex R. Nainggolan)

Tangis Rumah tangis rumah membasah ruangan senyap hanya sayup sinetron di tepi tv aku mengalungkan ingatan mengingat batukmu …

Puisi: Trowulan (Karya Gunoto Saparie)

Trowulan aku pun tergagap membaca riwayat dari relief dan batu bata arca-arca pun hanya fana tak teraba…

Puisi: Menghitung Kalender (Karya Alex R. Nainggolan)

Menghitung Kalender aku menghitung kalender. musim-musim membuka dirinya lebih pahit dari getah tebu dalam tubuhku adakah yang ter…

Puisi: Legam (Karya Alex R. Nainggolan)

Legam ia telah legam. bahkan ketika kaucoba sandingkan dengan malam. semua kenangan terhapus. menelusup ke setiap bencana. setiap kal…

Puisi: Percakapan (Karya Alex R. Nainggolan)

Percakapan mestinya suaramu yang menjamu dengan merdu tapi yang kudapati hanya maki dan umpat bersandar di ujung handphone …

Puisi: Semalam di Tanjungkarang (Karya Alex R. Nainggolan)

Semalam di Tanjungkarang semalam terdampar pada sebuah kota yang lama berakar getah cahayanya terasa juga linu di mata tapi a…

Puisi: Nyeri Puisi (Karya Alex R. Nainggolan)

Nyeri Puisi katakan padaku, penyair berapa banyak nyeri yang tinggal dalam puisi? bertahun kau bangun puing kata dan menanak lu…

Puisi: Sejumlah Sajak (Karya Alex R. Nainggolan)

Sejumlah Sajak sejumlah sajak terkepung sendiri oleh diksi yang sunyi dibangunnya penjara dari kata lalu kau masuk dengan berag…

Puisi: Menempuh Nuh (Karya Alex R. Nainggolan)

Menempuh Nuh sementara kapal nuh sudah lapuk tenggelam di laut namun engkau masih saja menunggu dengan wajah kerut atau rindu…

Puisi: Buat Anwar (Karya Alex R. Nainggolan)

Buat Anwar aku ingin berdoa sepertimu mengetuk di pintu-Nya mungkin akan terbuka menampung segala keluh yang berkerumun di tu…

Puisi: Kecambah (Karya Alex R. Nainggolan)

Kecambah apa yang kaukira telah tiada sebenarnya ia cuma mati suri kelak ia akan berkecambah membelah tubuhnya mungkin seseka…

Puisi: Gadis (Karya Alex R. Nainggolan)

Gadis - assyifa chalisa nainggolan engkau telah gadis sekarang. betapa aku menjadi ayah. haru menyelinap di mata. engkau terus tumb…

Puisi: TITIAN (Karya Gunoto Saparie)

TITIAN dapatkah kau melewati tititan serambut dibelah tujuh? namun kau pun gamang dan sepi melihat baya…

Puisi: Polder Tawang (Karya Gunoto Saparie)

Polder Tawang kepada m. farchan kulempar batu kecil ke tengah kolam memecah keheningan air yang menggen…

Puisi: Ini Subuh (Karya Alex R. Nainggolan)

Ini Subuh ini subuh, bertahan dalam setiap pandang melayang. menyibak ruang-ruang, cahaya bergetar. mimpi-mimpi terbakar. sebenta…

Puisi: Tempurung (Karya Alex R. Nainggolan)

Tempurung “semestinya engkau berani untuk pergi ke luar. menyimak tabiat dari kota besar yang hingar…” tapi selalu ada tudung tem…

Puisi: KITIRAN (Karya F. Aziz Manna)

KITIRAN setangkai daun singkong terselip di jari telunjuk. kuputar serupa baling-baling pesawat terbang. aku terbang. kuajak pikiran …

Puisi: Lambung Pecah (Karya F. Aziz Manna)

Lambung Pecah lambung kapal ini telah pecah, air di dalam dan di luar saling bertumbukan, menuntut masuk dan memaksa keluar, berd…

Puisi: Akar Kuldi (Karya Tjahjono Widarmanto)

Akar Kuldi akukah bagian dari pasir ini, raga yang larut dalam gurun seperti usia hanyut, seperti apa saja. akan segera dilupa dan dia…

Puisi: Penabuh (Karya F. Aziz Manna)

Penabuh kau tampar kulit kendang seperti menampar kulit kami, kau tabuh kendang seperti menyentek hidup kami, kau buat penari itu berji…
© Sepenuhnya. All rights reserved.