Puisi: Dasawarsa (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi: Dasawarsa Karya: Alex R. Nainggolan
Dasawarsa


Sepuluh tahun, angin waktu terus bermukim. Mungkin tentang kisah dari rahimmu. Hari-hari bergetah, setiap kali perjumpaan mata kita, pelukan yang berpalung atau sekadar percakapan sederhana. Ombak airmata acap bermukim. Lidah amarahku yang membeku dalam tangismu, cintaku. Sebab hidup memang gaduh. Namun keluh tak perlu memanjang di pangkal lidah. Selat ucap yang kadang gagal kutafsir dengan riang. Tapi aku selalu kembali padamu. Di rengkuh tubuhmu, yang selalu kukayuh. Sementara matahari akan terus menyinari punggung anak-anak kita. Aku cuma ingin engkau bahagia. Merendam segala sedih, dan melupakan setiap cakap yang basi.

Sepuluh tahun. Izinkan aku tetap melingkar di lengkung tubuhmu. Dan ruangan kamar akan tetap berbinar. Memancar dari setiap hasrat yang hangat.

Bahkan ketika aku terpuruk, mengayuh segala derita. Aku takluk padamu. Melintasi langkah tubuh yang sekarat, semaput. Aku kembali padamu. Menjadi lelaki lagi. Merayakan asmara, bukan sekadar di getah bibir. Juga memungut setiap gemetar yang melebar. Mencuri setiap percakapan atau sunyi ciuman.

Rina, rebahlah selalu di dadaku. Agar sunyi itu tak meledak. Sepuluh tahun. Aku menghitung renyai debar juga kelakar yang tak kunjung selesai.

Sepuluh tahun. Aku akan terus menuntunmu.


Tangerang, Juli 2015

Puisi Dasawarsa
Puisi: Dasawarsa
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.