Puisi: Sungai Kenangan (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Sungai Kenangan" karya Alex R. Nainggolan merenung tentang kenangan masa lalu, menelusuri perjalanan hidup dengan mengeksplorasi aliran air ...
Sungai Kenangan


akhirnya kau jerat aku di sana
menelusuri sungai kenangan
sembari bersiul lagu murung
“bukankah yang bahagia tak mesti diceritakan?”
tanyamu pada gengangan air coklat
menengok ke belakang
menemui barisan pohon-pohon tua berlumut
dengan dahannya yang renta hampir patah
selalu ada jejak leluhur, di garis tubuhmu
matamu berair disapu angin sepoi

asiknya memang kita sambil memancing
siapa tahu ada ikan yang mengambil umpan kering
tapi kerap kutemui barisan kisah
yang tak layak buat anak cucu

sudahlah, ikuti saja alirnya
bertahun-tahun kaupanggul lelah
melawan arus hingga engkau koma
tenggelam
setengah hidup setengah mati


Tangerang, 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Sungai Kenangan" karya Alex R. Nainggolan adalah gambaran tentang perjalanan hidup seseorang melalui metafora sungai yang merepresentasikan aliran kenangan dan pengalaman.

Tema Pengalaman dan Kenangan: Penyair menggunakan gambaran sungai sebagai metafora dari aliran pengalaman hidup. Di sepanjang aliran sungai ini terdapat kenangan, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.

Perenungan pada Masa Lalu: Penyair merenung tentang kenangan masa lalu, menelusuri perjalanan hidup dengan mengeksplorasi aliran air sungai yang berkelok-kelok. Penggunaan kata-kata yang menceritakan pohon-pohon tua dan air coklat melambangkan masa lalu yang berlalu dan pengalaman yang telah dijalani.

Kelelahan dan Keputusasaan: Puisi mencerminkan kelelahan seseorang dalam menghadapi perjalanan hidupnya yang keras. Ketika bertahan melawan arus, penyair mengekspresikan rasa lelah yang membuatnya hampir menyerah (koma) akibat beban masa lalu yang begitu berat.

Refleksi dan Pengakuan Kekurangan: Dalam ungkapan "tapi kerap kutemui barisan kisah yang tak layak buat anak cucu", penyair menyadari kekurangan dan kesalahan dalam hidupnya yang tak bisa dibagikan kepada generasi berikutnya.

Penerimaan Terhadap Hidup: Penyair kemudian menyerahkan diri pada aliran sungai kenangan tersebut, menerima segala perjalanan hidup, baik yang membawa kebahagiaan maupun duka.

Puisi "Sungai Kenangan" menciptakan gambaran metaforis tentang hidup seseorang yang terdorong oleh aliran sungai kenangan. Penyair merenungkan pengalaman hidupnya yang dipenuhi dengan kesedihan, kelelahan, dan perjuangan melawan arus kehidupan. Meskipun penuh dengan beban, akhirnya penyair menerima realitas hidup dan menghadapinya dengan keikhlasan.

Puisi
Puisi: Sungai Kenangan
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.