Puisi: Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku" karya Hamid Jabbar menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu dalam menghadapi kehidupan ...
Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku


Sehabis mimpi yang tak jelas bagaimananya itu, tiba-tiba
entah kenapa, aku telah berada saja di gurun berdebu ini
sendiri

dan debu membujukku untuk tetap betah di gurun ini
sementara angin jadi badai, cahaya jadi api, sunyi jadi
hai?!

73.000 kemungkinan jatuh dari langit, melayang dan
menukik, entah kenapa, begitu tiba-tiba, menukik menikamku
bagai paku-paku alit menukik ke dalam gurunku dan membesar
makin membesar seperti pilar-pilar menghunjam begitu kokoh
dalam bumiku, sementara aku telah tertegun begitu saja dan
badai dan api mengurungku dengan deru dan panasnya dalam
73.000 kemungkinan yang jadi rimba dalam diriku: kembara!

baik.
aku akan mengembara menuju cahaya menguak angin.
baik.
beri aku satu saja dari 73.000 kemungkinan ini.
baik.
aku akan mengembara menghadang badai menerjuni api.
baik.
bari aku Satu saja yang Tetap dalam diriku:
Iman
buat betah seabad buat Kiblat segala Niat:
Islam
beri aku Satu saja yang Tetap dalam diriku
Allah

1975

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku" karya Hamid Jabbar adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan perubahan dan tantangan.

Keadaan Awal yang Tidak Jelas: Puisi ini dibuka dengan pernyataan bahwa penyair telah mengalami mimpi yang "tak jelas bagaimananya." Keadaan awal yang tidak jelas ini mungkin mencerminkan kebingungan atau ketidakpastian dalam kehidupan.

Kesendirian di Gurun: Penyair tiba-tiba merasa berada sendirian di sebuah gurun berdebu. Gurun dalam puisi sering digunakan sebagai simbol kesendirian, isolasi, atau tantangan hidup. Debu dan angin mewakili ketidakpastian dan perubahan yang datang begitu saja.

Menerima Tantangan: Meskipun dikelilingi oleh tantangan dan perubahan yang datang secara mendadak, penyair dalam puisi ini menyatakan tekad untuk mengembara. Hal ini mencerminkan keberanian dan keteguhan hati untuk menghadapi perubahan dalam hidup.

73.000 Kemungkinan: Penyair menggambarkan kehadiran 73.000 kemungkinan yang menghunjam dalam dirinya. Kemungkinan ini mewakili berbagai pilihan dan arah yang tersedia dalam kehidupan. Meskipun ada banyak kemungkinan, penyair ingin memiliki satu yang tetap dan konsisten dalam dirinya.

Mencari Keberagaman yang Stabil: Penyair mencari kestabilan dalam keragaman. Di antara banyak kemungkinan, ia menginginkan satu hal yang tetap dalam dirinya. Ini mencerminkan keinginan untuk memiliki keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupan.

Iman, Islam, Allah: Puisi ini mengakhiri dengan permohonan untuk satu yang tetap, yang diidentifikasikan sebagai Iman, Islam, dan Allah. Ini mencerminkan keinginan untuk memiliki dasar spiritual yang kokoh yang dapat membimbing penyair melalui perjalanan hidup yang penuh dengan perubahan.

Puisi "Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku" adalah penggambaran perjalanan spiritual yang berhubungan dengan perubahan dan ketidakpastian dalam kehidupan. Penyair mencari kestabilan dan petunjuk dalam iman dan keyakinan yang kokoh. Ini adalah sebuah pengingat tentang kebutuhan akan ketetapan dalam diri kita saat menghadapi perjalanan hidup yang penuh dengan perubahan.

Puisi: Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku
Puisi: Beri Aku Satu yang Tetap dalam Diriku
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.