Puisi: Buntu Kejaran (Karya S. Rukiah Kertapati)

Puisi "Buntu Kejaran" karya S. Rukiah Kertapati menggambarkan perjuangan dan konflik dalam mencapai ambisi atau tujuan. Meskipun ...
Buntu Kejaran


Di jalan panjang,
Bertemu lagi
Aku dan ilham.

Dia ketawa tergila-gila
Mulut kuat enak mengejek
Cepat kukejar
Ia lari seperti binatang liar...

Di jalan buntu
Tertangkap ia kupegang erat
Menjerit
Terkejut telinga pekak.
Kubantung kembali
Lepas melancar lagi
Menari mengawang tinggi...

Di jalan buntu
Buntu lagi kejaranku
Darah panas melonjak kepala
Dan jiwa geram menghardik:
Aku belum bisa mengalahkan dia...


Sumber: Pujangga Baru (Maret, 1948)

Analisis Puisi:
Puisi "Buntu Kejaran" karya S. Rukiah Kertapati adalah sebuah karya sastra yang singkat namun kuat dalam mengekspresikan perasaan individu yang berjuang untuk mengejar dan mencapai tujuan tertentu dalam hidup. Puisi ini menggambarkan pertempuran batin individu dengan diri sendiri, ambisi, dan keputusasaan.

Konflik Internal: Puisi ini menggambarkan konflik internal dalam diri individu, yang mungkin mencoba untuk mengejar atau mencapai sesuatu yang penting baginya. Ilham dalam puisi ini bisa diartikan sebagai simbol ambisi atau hasrat yang mendorong individu untuk terus berjuang.

Kesulitan dan Keputusasaan: Meskipun ada upaya untuk mengejar ilham (ambisi atau tujuan), perjuangan ini dihadapi dengan kesulitan dan keputusasaan. Kata-kata seperti "Buntu lagi kejaranku" dan "Aku belum bisa mengalahkan dia" menggambarkan rasa frustasi dan kekecewaan yang mungkin dirasakan oleh individu tersebut.

Simbolisme dan Personifikasi: Ilham dalam puisi ini diberikan sifat-sifat manusiawi seperti tertawa, berlari, dan bahkan menari. Ini adalah contoh personifikasi di mana abstrak seperti ambisi atau inspirasi diwakilkan sebagai sosok manusia untuk menyampaikan perasaan dan konflik dalam cara yang lebih konkret.

Pesan dan Makna: Puisi ini mungkin mengandung pesan tentang ketahanan, keteguhan, dan ketekunan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan. Meskipun perjuangan bisa sulit dan keputusasaan mungkin datang, individu di dalam puisi ini terus mencoba untuk mengejar dan mengatasi rintangan.

Gaya Bahasa: Puisi ini digambarkan dengan bahasa yang sederhana namun kuat. Kata-kata seperti "Buntu lagi" dan "Darah panas melonjak kepala" menggambarkan dengan jelas perasaan dan emosi yang dirasakan oleh individu tersebut.

Sintaksis dan Ritme: Puisi ini memiliki sintaksis yang sederhana dan ritme yang cepat, yang menciptakan perasaan gerak cepat dalam mengejar ilham. Hal ini menggambarkan dinamika perjuangan dan keinginan untuk mencapai tujuan.

Puisi "Buntu Kejaran" karya S. Rukiah Kertapati adalah sebuah karya yang menggambarkan perjuangan dan konflik dalam mencapai ambisi atau tujuan. Meskipun konflik internal dan kesulitan mungkin muncul, puisi ini menyiratkan pesan tentang ketekunan dan tekad untuk terus berjuang menuju pencapaian yang diinginkan.

S. Rukiah Kertapati
Puisi: Buntu Kejaran
Karya: S. Rukiah Kertapati

Biodata S. Rukiah Kertapati:
  • S. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta.
  • S. Rukiah menikah dengan Sidik Kertapati pada tanggal 2 Februari 1952 di Purwakarta.
  • S. Rukiah meninggal dunia pada tanggal 6 Juni 1996 di Purwakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.