Puisi: Kalau Saja (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Kalau Saja" karya Isma Sawitri mengundang untuk merenungkan pandangan pribadi terhadap kematian serta keinginan seseorang terhadap akhir ...
Kalau Saja


+ Kalau saja manusia boleh memilih cara yang terbaik untuk mati,
aku ingin mati seperti ayam sabungan,
cepat dan tidak di atas ranjang

- Maksudmu dengan darah di sekujur tubuh?

+ Ya, apa salahnya?


Sumber: Horison (September, 1988)

Catatan:
Bait puisi di atas adalah penggalan dari Puisi Percakapan tentang Mati.

Analisis Puisi:
Puisi "Kalau Saja" karya Isma Sawitri adalah karya yang singkat namun penuh makna. Dalam puisi ini, terdapat perbincangan yang singkat dan mengundang refleksi mengenai pandangan terhadap kematian dan cara mengakhiri hidup.

Perspektif Terhadap Kematian: Puisi ini memberikan perspektif pribadi terkait pandangan terhadap kematian. Penekanan pada kecepatan dan ketidakdipakaiannya ranjang sebagai tempat kematian adalah suatu pernyataan yang cukup kuat. Perbandingan dengan "mati seperti ayam sabungan" menunjukkan keinginan untuk mengakhiri hidup dengan cara yang cepat, sederhana, dan tanpa kesakitan yang berkepanjangan.

Pendekatan Kematian yang Praktis: Percakapan antara dua orang dalam puisi ini mencerminkan pendekatan yang praktis dan lugas terhadap kematian. Salah satunya mengajukan pertanyaan, menunjukkan ketidakyakinan akan pilihan dan menyertakan sedikit keraguan akan gambaran kekerasan dari pilihan tersebut. Sementara yang lainnya merespons dengan keinginan yang tegas akan kematian yang cepat dan mudah.

Makna Simbolis: Penjelasan dalam puisi ini memberikan makna simbolis mengenai keinginan seseorang untuk menyelesaikan hidup dengan cara yang kurang rumit dan minim kesakitan. Ayam sabung sering kali dianggap sebagai simbol kegagahan dan ketegasan, mewakili keinginan untuk mengakhiri hidup dengan kemantapan dan kecepatan.

Refleksi Terhadap Kebijaksanaan Pribadi: Puisi ini memberikan refleksi kepada pembaca untuk mempertimbangkan perspektif pribadi terhadap kematian. Meskipun terdengar sederhana, penggambaran kematian dalam puisi ini bisa mengajak untuk merenungkan makna kematian yang diinginkan dan bagaimana kita menginginkan akhir hidup kita sendiri.

Puisi "Kalau Saja", meskipun pendek, memberikan perspektif yang menarik dan mengundang untuk merenungkan pandangan pribadi terhadap kematian serta keinginan seseorang terhadap akhir hidup mereka. Menyajikan dua perspektif yang kontras, puisi ini mendorong untuk menggali pandangan pribadi mengenai kematian dan bagaimana kita ingin mengakhiri hidup kita.

Isma Sawitri
Puisi: Kalau Saja
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.