Analisis Puisi:
Puisi "Bukittinggi" karya Hartojo Andangdjaja adalah sebuah puisi yang sarat dengan rindu dan kerinduan terhadap suatu tempat atau seseorang. Puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang mendalam terhadap sosok jelita yang dicintai. Tema sentral dalam puisi ini adalah rindu, ketidakhadiran, dan keinginan untuk bertemu kembali dengan orang yang dicintai.
Rindu dan Ketidakhadiran: Dalam puisi ini, penyair secara tulus mengekspresikan perasaan rindu yang tak terpadamkan. Ia merindukan kehadiran orang yang dicintai, namun tak dapat menemukan wajahnya. Penyair merasa setia datang pada orang itu, namun ketidakhadirannya menyebabkan penyair diburu oleh jam malam dan tertidur di kamar hotel dengan demam yang menyelimuti. Hal ini menunjukkan betapa rindunya penyair, sehingga ia terus mencari kehadiran orang itu dalam segala situasi.
Kota Bukittinggi sebagai Latar Cerita: Bukittinggi menjadi latar cerita dan melambangkan tempat atau momen ketika penyair mengalami keindahan dan kesenangan bersama orang yang dicintainya. Ia mengingat momen-momen indah di tengah kabut, wangi musim kopi, dinginnya gerimis pagi, dan matahari yang gemetar. Bukittinggi juga menjadi tempat di mana penyair berjalan-jalan dan merasa bahagia ketika melihat orang yang dicintainya berbelanja di pasar dan berkumpul di Taman Wirasakti saat senja merah datang.
Keinginan untuk Bertemu Kembali: Dalam puisi ini, terlihat jelas keinginan penyair untuk bertemu kembali dengan orang yang dicintainya, yang menjadi sorotan utama dari rasa rindunya. Puisi ini mencerminkan betapa kehadiran orang tersebut sangatlah berarti dan tak tergantikan bagi penyair.
Bahasa dan Imagery: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, namun penuh dengan imaji dan penggambaran yang mendalam. Melalui gambaran-gambaran yang kuat, penyair berhasil menyampaikan perasaan rindunya dengan indah.
Puisi "Bukittinggi" karya Hartojo Andangdjaja adalah sebuah puisi yang mengungkapkan rindu dan kerinduan yang mendalam terhadap seseorang. Dengan menggunakan gambaran dan imaji yang kuat, penyair berhasil menggambarkan perasaan dan kenangan yang berharga dengan indah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya kehadiran seseorang yang dicintai dan bagaimana rindu dapat melandasi perasaan manusia.
Biodata Hartojo Andangdjaja:
- Edjaan Tempo Doeloe: Hartojo Andangdjaja.
- Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya.
- Hartojo Andangdjaja lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.