Puisi: Cipanas (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Cipanas" karya Slamet Sukirnanto merenungkan alam dan perasaan pribadi dengan menggunakan gambaran alam untuk mencerminkan perasaan seseorang.
Cipanas
1970


Angin sore mengulur tangan
Meraih lembah.
Menyeret sepi, ketika cintamu
Tiada tumbuh lagi dalam pusaran!

Warna bunga-bunga
Langit dan
Lereng merimbun.
Padamu: kuserahkan setangkai
Kegelisahan menyusup - 
tangkai demi tangkai!

Ada bocah mengulur benang layang-layang
Ada lelaki mengulur tambang angan-angan
Ada layang-layang ada angan-angan
Mengatas lewat pucuk-pucuk bukit!


Cipanas, 1970

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Cipanas" karya Slamet Sukirnanto adalah karya sastra yang merenungkan alam dan perasaan pribadi dengan menggunakan gambaran alam untuk mencerminkan perasaan seseorang.

Lambang Alam dan Perasaan: Puisi ini menggambarkan alam sebagai cermin perasaan manusia. Angin sore yang mengulur tangan dan meraih lembah menciptakan gambaran tentang perubahan musim dan perubahan perasaan dalam kehidupan seseorang. Ini mengingatkan kita bahwa alam sering kali menjadi cermin bagi perasaan manusia dan dapat mencerminkan perasaan kesendirian atau kehilangan.

Perubahan Musim: Puisi ini menyiratkan perubahan musim dari sore ke malam sebagai simbol perubahan dalam perasaan. Ketika cintamu "tiada tumbuh lagi dalam pusaran," itu bisa diartikan sebagai akhir dari sesuatu yang pernah tumbuh atau berkembang. Ini menggambarkan perasaan kehilangan atau kerinduan yang muncul ketika sesuatu berakhir.

Warna-warna Alam: Puisi ini menggunakan warna-warna alam seperti langit dan bunga-bunga untuk menciptakan gambaran yang kaya tentang alam. Warna-warna ini dapat mencerminkan beragam perasaan, seperti kegembiraan, kedamaian, atau keindahan yang ada dalam alam.

Gambaran Aktivitas Manusia: Puisi ini menggambarkan aktivitas manusia, seperti bocah yang mengulur benang layang-layang dan lelaki yang mengulur tambang angan-angan. Ini menciptakan kontras antara aktivitas manusia dan keindahan alam, mengingatkan kita akan kehadiran manusia dalam alam yang indah.

Kesan Kesejukan dan Ketenangan: Meskipun puisi ini mencerminkan perasaan perubahan dan perasaan yang mungkin menghantui seseorang, ada kesan kesejukan dan ketenangan dalam gambaran alam. Ini menunjukkan bahwa alam dapat menjadi tempat pelarian atau penyembuhan bagi perasaan manusia.

Puisi "Cipanas" adalah contoh bagus dari bagaimana puisi dapat menggambarkan perasaan manusia melalui gambaran alam dan aktivitas manusia. Slamet Sukirnanto menggunakan kata-kata dengan indah untuk menciptakan gambaran yang kuat tentang alam dan perasaan yang mendalam dalam puisi ini.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Cipanas
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.