Puisi: Cisarua (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Cisarua" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan keindahan dan keheningan alam sebagai latar belakang dari dinamika emosi dan perasaan manusia.
Cisarua


Gadis memetik bunga
Ditawarkan pada mega
Di atas bait terang

Digapainya awan
Hanya kabut
Dan sayap-sayap kenangan
Lepas melecut ketinggian.

Gugur dari tangkai
Lepas —
dari tangan ke tangan
Sebelum:
Impian mengembang sudah
Lupakan esok
Di puncak meninggalkan bayangan.

Dirangkumnya
Dan dihirup wewangian
Juga khayal yang menjelma
Barang sebuah! Merekah

Dalam jiwamu. Tanpa kata
Atau sendu petualang
Hanya pandangan

Antara jeruji
Menembus kejauhan!
Mengulur hasrat Pertemuan!
Pertemuan
Ingin singgah juga
Barang sejenak
Di ruang batinmu
Ruang kosong
Hantaran khusuk
Lengang. Lelapmu!


1997

Sumber: Gergaji (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Cisarua" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan keindahan dan keheningan alam sebagai latar belakang dari dinamika emosi dan perasaan manusia. Puisi ini penuh dengan imaji dan metafora yang memperkaya pengalaman pembaca.

Metafora Bunga dan Megah: Puisi dimulai dengan gambaran gadis yang memetik bunga dan menawarkannya pada mega (langit). Bunga menjadi simbol keindahan yang diberikan kepada ketidakberdayaan manusia di hadapan keagungan alam. Mega dan bait terang menggambarkan keindahan dan ketidakmampuan manusia untuk mencapainya.

Awan, Kabut, dan Sayap Kenangan: Puisi melukiskan awan yang hanya menjadi kabut, dan sayap-sayap kenangan yang lepas melecut ketinggian. Metafora ini menciptakan citra tentang perubahan dan kerapuhan. Awan yang hanya menjadi kabut mungkin mencerminkan harapan yang tidak terpenuhi, sementara sayap kenangan yang lepas menggambarkan kerapuhan kenangan yang bisa hilang seiring waktu.

Gugur dan Lepas dari Tangkai: Gambaran gugur dari tangkai dan lepas dari tangan ke tangan membawa konsep kehilangan dan peluruhan. Puisi menggambarkan impian yang telah mengembang dan lupakan esok, menciptakan nuansa melankolis terkait dengan kerapuhan waktu dan kenangan.

Wewangian dan Khayal: Puisi menghadirkan unsur wewangian yang dihirup dan khayal yang menjelma. Ini bisa diartikan sebagai pengalaman sensual dan emosional. Wewangian menciptakan suasana yang khas, sementara khayal menggambarkan imajinasi yang hidup dalam jiwa pembaca.

Pertemuan dan Ruang Batin: Puisi menyentuh tema pertemuan dan keinginan untuk singgah sejenak di ruang batin. Jeruji dan kejauhan menjadi simbol hambatan dan keinginan untuk menembus batas. Pertemuan di ruang batin menciptakan gambaran keheningan dan introspeksi.

Kesunyian dan Lelapmu: Puisi mengakhiri dengan gambaran kesunyian, lengang, dan lelapmu. Ini menunjukkan suasana hening dan kedamaian di dalam hati seseorang setelah perjalanan perasaan dan pengalaman yang kompleks.

Puisi "Cisarua" karya Slamet Sukirnanto adalah karya sastra yang menggabungkan keindahan alam dengan kompleksitas perasaan manusia. Melalui imaji, metafora, dan simbolisme, puisi ini mengeksplorasi tema cinta, kehilangan, dan introspeksi. Penggunaan bahasa yang kaya menciptakan pengalaman pembaca yang mendalam dan mengundang refleksi tentang kehidupan dan emosi manusia.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Cisarua
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.