Analisis Puisi:
Puisi "Jangan Kau Tanya" karya M. Balfas menghadirkan suasana introspektif yang membingungkan dan penuh penolakan terhadap pertanyaan atau penilaian dari orang lain.
Penolakan Terhadap Pertanyaan: Puisi ini dimulai dengan permohonan kuat penyair kepada pembaca untuk tidak bertanya tentang suatu kejadian yang terjadi di masa lalu. Hal ini mencerminkan penolakan terhadap pertanyaan yang mungkin membuka kembali kenangan yang menyakitkan atau memalukan.
Kesedihan dan Kegelisahan: Meskipun penyair meminta agar tidak ditanya, tetapi ada kegelisahan dan kesedihan yang tersirat dalam kata-katanya. Ada perasaan penyesalan dan ketidakpastian terhadap tindakan atau kejadian yang telah terjadi.
Penggunaan Metafora: Penggunaan metafora tentang bulan yang berangkat besar pada kaca menciptakan gambaran visual tentang malam yang berkesan dramatis dan misterius. Bulan sering kali digunakan sebagai simbol kehadiran dan kesadaran diri.
Penolakan dan Penerimaan Konsekuensi: Penyair menolak diidentifikasi sebagai sesuatu yang statis atau mudah dipahami. Dia menegaskan bahwa dia bukanlah batu yang keras atau entitas yang tidak berubah. Namun, dia juga bersedia menerima konsekuensi dari tindakannya, menunjukkan bahwa dia tidak akan bersembunyi dari tanggung jawab.
Ketidakjelasan Identitas dan Keberadaan: Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang identitas dan keberadaan penyair. Dia menolak untuk dijelaskan secara sederhana, menantang pembaca untuk memahami dan menerima kompleksitasnya.
Puisi "Jangan Kau Tanya" menggambarkan suasana perasaan yang rumit dan penolakan terhadap pertanyaan atau penilaian dari orang lain. Dalam kegelisahan dan ketidakpastian, penyair mengeksplorasi tema-tema kompleks seperti identitas, konsekuensi tindakan, dan hubungan dengan orang lain. Puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata dan mengeksplorasi kompleksitas manusia dalam konteks kehidupan sehari-hari.