Puisi: Mega Mendung (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Mega Mendung" karya Slamet Sukirnanto mengajak pembaca untuk merenungkan makna dalam ketenangan dan kesunyian, serta perubahan dalam ...
Mega Mendung


Kabut putih
Di ujung bukit
Ada yang tampak
Betapa alit

Tak ada burung
Terbang di langit
Tak ada layang-layang
Terbang di langit
Hanya mendung
Hanya bukit
Selebihnya:
juga dirimu
samar-samar!

Lalu:
mengajak lepas
menuju kayangan.
Seandainya di sini
Tiada tempat:
membangun angan-angan!

Namun:
jarak pemisah —
telah menyatu
dalam khayalan!

Kini aku radar
Di atas jalan setapak
menanjak pelan:
rasa ingar
hilang mekar
yang kugali
dari hatimu!


1997-1998

Sumber: Gergaji (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Mega Mendung" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya sastra yang sederhana namun penuh dengan makna. Puisi ini menggambarkan pemandangan alam yang tenang dan memanfaatkan gambaran langit, bukit, kabut, dan burung untuk mengungkapkan perasaan penulis tentang ketenangan dan kehilangan.

Pemandangan Alam: Puisi ini dimulai dengan gambaran kabut putih di ujung bukit. Penyair menciptakan gambaran alam yang tenang dan damai dengan kata-kata sederhana. Ini menciptakan suasana yang santai dan merenung.

Ketidakhadiran Burung dan Layang-Layang: Puisi ini menarik perhatian kita pada ketiadaan burung yang terbang di langit atau layang-layang. Ini mungkin digunakan sebagai simbol ketenangan dan kesunyian. Ketidakadaan aktivitas ini menggambarkan ketenangan yang mendalam.

Kesamaran Diri dan Orang Lain: Dalam bagian kedua puisi, penyair mengungkapkan rasa kesamaran dalam dirinya. Dia merasa bahwa selain kabut putih, bukit, dan langit, semuanya tampak samar-samar. Ini dapat diartikan sebagai perasaan ketidakpastian atau kehilangan dalam kehidupan.

Menuju Kayangan dan Angan-Angan: Penyair mengajak kita untuk melepaskan diri dan menuju "kayangan." Ini bisa diartikan sebagai sebuah panggilan untuk bermimpi dan membayangkan hal-hal yang lebih baik dalam hidup. Meskipun mungkin tidak ada tempat di sini, kita tetap bisa membangun angan-angan.

Penggabungan Khayalan dan Realitas: Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara khayalan dan realitas. Meskipun ada "jarak pemisah" antara mereka, tetapi dalam khayalan, mereka "telah menyatu." Ini menggambarkan bagaimana khayalan dapat menjadi pelarian dari kenyataan.

Perubahan Pemikiran: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam pemikiran penulis. Dari awal yang penuh ketenangan dan kesunyian, dia berpindah ke radar di atas jalan setapak yang menanjak. Ini menggambarkan perubahan emosi atau pemikiran yang lebih intens.

Rasa Kehilangan: Puisi ini mengungkapkan perasaan kehilangan. Penyair mencoba meraba-raba atau "menggali" rasa yang hilang dari hatimu. Ini bisa diartikan sebagai upaya untuk menghadapi kehilangan dalam hidup.

Gaya Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan gambaran yang kuat untuk menyampaikan pesannya. Pemilihan kata-kata yang cermat dan penggunaan imaji alam menghidupkan suasana puisi.

Puisi "Mega Mendung" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya sastra yang memadukan keindahan alam dengan perasaan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dalam ketenangan dan kesunyian, serta perubahan dalam pemikiran dan emosi. Ini adalah contoh karya sastra yang sederhana namun penuh dengan kedalaman dan makna.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Mega Mendung
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.