Puisi: Rakyat (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "Rakyat" karya Hartojo Andangdjaja menggambarkan keragaman budaya dan dedikasi rakyat dalam berbagai bidang kehidupan.
Rakyat
hadiah di hari krida
buat siswa-siswa SMA Negeri
Simpang Empat, Pasaman

Rakyat ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan-hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja.

Rakyat ialah kita
otak yang menapak sepanjang jemaring angka-angka
yang selalu berkata dua adalah dua
yang bergerak di simpang siur garis niaga
Rakyat ialah otak yang menulis angka-angka.

Rakyat ialah kita
beragam suara di langit tanah tercinta
suara bangsi di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi di pegunungan jelita
suara bonang mengambang di pendapa
suara kecak di muka pura
suara tifa di hutan kebun pala
Rakyat ialah suara beraneka.

Rakyat ialah kita
puisi kaya makna di wajah semesta
di darat
hari yang berkeringat
gunung batu berwarna coklat
di laut
angin yang menyapu kabut
awan menyimpan topan
Rakyat ialah puisi di wajah semesta.

Rakyat ialah kita
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa.

Pasaman, Oktober 1961

Sumber: Sastra (1962)

Analisis Puisi:
Puisi "Rakyat" karya Hartojo Andangdjaja adalah sebuah karya sastra yang merayakan keragaman dan kekuatan rakyat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan. Puisi ini menggambarkan rakyat Indonesia sebagai tulang punggung negara, yang bekerja keras, memiliki kecerdasan, dan membentuk kekayaan budaya yang beragam.

Pemahaman tentang Rakyat: Puisi ini dimulai dengan pernyataan yang kuat: "Rakyat ialah kita." Ini menegaskan bahwa puisi ini adalah sebuah perwakilan bagi rakyat Indonesia dan akan menceritakan tentang mereka.

Kerja Keras dan Dedikasi: Puisi ini menyoroti kerja keras rakyat Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk pertanian ("membuka hutan-hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga"), industri ("mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota"), perikanan ("menaikkan layar menebar jala"), dan pertambangan ("meraba kelam di tambang logam dan batubara"). Ini menekankan dedikasi rakyat dalam membangun dan menjaga negara.

Keragaman Budaya: Puisi ini merayakan keragaman budaya Indonesia dengan menyebutkan berbagai jenis musik dan suara tradisional, seperti "suara kecapi di pegunungan jelita," "suara bonang mengambang di pendapa," dan "suara kecak di muka pura." Ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Indonesia.

Kekuatan Rakyat: Puisi ini menyampaikan pesan bahwa rakyat adalah kekuatan sejati di balik kemajuan dan identitas bangsa. Mereka adalah "darah di tubuh bangsa" yang memberikan kehidupan dan semangat kepada negara.

Bahasa dan Gaya Puisi: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan gambaran yang kuat untuk menggambarkan keragaman dan potensi rakyat Indonesia. Pemakaian bahasa yang kaya dan gambaran yang hidup menciptakan citra yang kuat dalam pikiran pembaca.

Secara keseluruhan, puisi "Rakyat" adalah puisi yang penuh semangat, merayakan rakyat Indonesia sebagai kekuatan vital dalam pembangunan dan pemeliharaan negara. Puisi ini menggambarkan keragaman budaya dan dedikasi rakyat dalam berbagai bidang kehidupan.

Puisi Hartojo Andangdjaja
Puisi: Rakyat
Karya: Hartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Hartojo Andangdjaja.
  • Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya.
  • Hartojo Andangdjaja lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.