Puisi: Sajak-Sajak dari Solarium (Karya Surachman R.M.)

Puisi "Sajak-Sajak dari Solarium" mengeksplorasi tema pemulihan, perpisahan, dan perjalanan. Dengan bahasa yang kuat, Surachman R.M. menciptakan ...
Sajak dari Solarium (1)


Tubuhnya diterbangkan dari Clinton
Jiwanya dicincang di Dellroy, Ohio
Dengan mimpi antara Hong Kong dan Tokyo,
Sebuah ibukota bernama Washington
menyediakan baginya suatu kavling
untuk bersemayam dan diperam
di tingkat keenam

Duh, hatinya tertinggal di Bandung

Ada sebuah jendela
terlalu baik untuk bunuh diri
Sayang butuh terdera
antara halusinasi misteri
Pangeran yang malang
Selamat tidur. Para inang
tengah mempersiapkan bagimu: mimpi
dalam dua buah tabung injeksi


Sajak dari Solarium (2)


    Pada hari yang ketiga
kau siuman dan terjaga

Pada hari yang kelima
kau sudah berganti nama

Pada hari kesebelas
kau cicip udara bebas

Dan hari keduapuluh
putusan jatuh: kau sembuh


Sajak dari Solarium (3)


O, dear, jagalah dirimu!
Tulislah
surat
untukku
Selamat
jalan


Sajak dari Solarium (4)


Ranjang kiamat
Kamar sekarat
Selamat tinggal

Para penghuni
yang terdampar di sini
Selamat tinggal

Dokter budiman
Perawat sekawan
Selamat tinggal

Adapun untukmu
kuucapkan di Terminal

Selamat tinggal,
selamat tinggal
dan selamat tinggal


Sajak dari Solarium (5)


Bosan jaringan awan
dipilihnya jalan daratan
Jarak sepuluh jam
bisa berkencan dengan alam:

Ladang. Kota. Ladang. Kota
Bukit. Hutan buatan dan pina.

Lembah. Bengawan. Lembah. Bengawan.
Tunnnel. Kanal dan pelabuhan.

Dan, ah seekor kijang
melintas jalan
dalam gerimis hujan

Lalu menghilang.

24 April 1970

Sumber: Tonggak 2 (1987)

Analisis Puisi:
Surachman R.M. dalam karyanya "Sajak-Sajak dari Solarium" menghadirkan serangkaian sajak yang penuh dengan nuansa perjalanan, perpisahan, dan pemulihan. Kumpulan sajak ini membawa pembaca melalui perjalanan emosional dan geografis yang kaya makna.

Sajak dari Solarium (1)

Puisi ini membuka kumpulan dengan gambaran perjalanan yang dramatis. Penyair membicarakan tubuh yang diterbangkan dari Clinton dan jiwa yang dicincang di Dellroy, Ohio. Meski fisiknya berada di Washington, hatinya tetap tertinggal di Bandung. Penyair menciptakan ketidaksesuaian antara tempat dan perasaan, menggambarkan pemisahan antara tubuh dan jiwa, serta keinginan yang tak terpenuhi.

Sajak dari Solarium (2)

Sajak ini menyajikan perjalanan kesembuhan. Proses pemulihan dilukiskan dari kesiuman hingga pergantian nama, menuju kebebasan dan akhirnya kesembuhan. Penyair merangkai perjalanan ini sebagai bagian dari proses penyembuhan yang melibatkan transformasi fisik dan spiritual.

Sajak dari Solarium (3)

Puisi ini menunjukkan kepergian yang tidak terhindarkan dan pemisahan yang terjadi. Ada suara perpisahan dan pesan terakhir yang disampaikan melalui surat. Penyair menciptakan nuansa kepedihan dan kepergian yang harus diterima.

Sajak dari Solarium (4)

Sajak ini mengekspresikan suasana kematian dan perpisahan dalam setting solarium. Ranjang kiamat dan kamar sekarat menghadirkan gambaran metaforis tentang akhir hayat. Para penghuni, termasuk dokter dan perawat, mengucapkan selamat tinggal, menciptakan kesan perpisahan dan penuh emosi.

Sajak dari Solarium (5)

Sajak terakhir menciptakan gambaran perjalanan fisik dan spiritual yang terjadi setelah pemulihan. Penyair membawa pembaca melalui perjalanan melintasi ladang, kota, bukit, hutan buatan, pina, lembah, bengawan, tunnel, kanal, pelabuhan, dan akhirnya mengejar seekor kijang dalam gerimis hujan. Perjalanan ini merefleksikan pemulihan dan pencarian makna hidup setelah melewati fase kesembuhan.

Puisi "Sajak-Sajak dari Solarium" mengeksplorasi tema pemulihan, perpisahan, dan perjalanan. Dengan bahasa yang kuat, Surachman R.M. menciptakan karya yang sarat makna dan memberikan kesan mendalam pada pembaca. Puisi-puisi ini mengajak kita merenung tentang arti hidup, kehidupan setelah kesembuhan, dan bagaimana perjalanan dapat membentuk dan mengubah kita.

Surachman R.M.
Puisi: Sajak-Sajak dari Solarium
Karya: Surachman R.M.

Biodata Surachman R.M.:
  • Surachman R.M. lahir pada tanggal 13 September 1936 di Garut, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.